Kamis, 09 September 2010

KATA-KATA BIJAK

Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang mulai dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian. (Francis Bacon)

Kesakitan membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam hidup. (John Pattrick).

Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab maupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan. (Hitopadesa)

Dunia adalah komedi bagi mereka yan memikirkannya, atau tragedi bagi mereka yang merasakannya. (Harace Walpole)

Jangan pernah membanting pintu, siapa tau kita harus kembali. (Don Herold)

Seorang arkeolog merupakan suami yang terbaik yang bisa diperoleh wanita; makin tua si istri, makin besar minat suami terhadapnya. (Agatha Cristie)

Orang memerlukan dua tahun untuk berbicara, tetapi limapuluh tahun untuk belajar tutup mulut. (Ernest Hemingway)

”Mulai” adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu adalah, “mulai”.Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat kita selesaikan kalau kita hanya memulainya. (Clifford Warren)

Saya tak hanya menggunakan semua kecerdasan yang dimiliki otak melainkan juga yang dapat saya pinjam. (Woodrow Wilson)

Bila Anda mengatakan apa yang Anda pikirkan, jangan harap hanya mendengar apa yang Anda sukai. (Malcom S. Forbes)

Kesulitan itu ibarat seorang bayi. Hanya bisa berkembang dengan cara merawatnya. (Douglas Jerrold)
Readmore »»

Rabu, 08 September 2010

Gitar Klasik di Indonesia

Dapat dikatakan bahwa tahun 70-an merupakan titik tolak
pengembangan pendidikan gitar klasik di Indonesia. Gejala ini ditandai
dengan (1) meningkatnya pelayanan minat masyarakat dalam
mempelajari gitar melalui lembaga-lembaga kursus musik swasta yang
disponsori perusahaan-perusahaan Jepang; (2) datangnya bantuan resmi
pemerintah Belanda dalam membina calon-calon guru gitar melalui
program intensif yang dikelola pemerintah di kota-kota besar seperti
Bandung, Jakarta, Semarang, Yogyakara, dan Surabaya; dan (3)
dibukanya bidang studi praktek gitar pada jenjang perguruan tinggi.
Hingga pertengahan tahun 70-an sudah terdapat banyak sekolah
musik swasta yang menyediakan kursus gitar, baik di kota-kota besar
maupun kecil di wilayah Indonesia bagian Barat. Berbagai macam teknik
dan metode praktis ditawarkan dengan tujuan dasar yang sama yaitu
memperkenalkan suatu cara bermain gitar yang lebih dari sekedar
memainkan akor-akor pengiring nyanyian. Teknik bermain gitar klasik
diperkenalkan melaui pendekatan-pendekatan yang mudah dan
menyenangkan dengan melibatkan dasar-dasar umum permainan gitar.
Gaya pengajaran kelas yang santai dan sistem ujian yang menarik dari
mtode-metode tersebut telah menghasilkan siswa-siswa baru yang dapat
menguasai ketrampilan dasar bermain gitar secara komprehensif dalam
waktu yang relatif singkat. Sayangnya kurikulum yang ditawarkan kepada
siswa masih terbatas hingga tingkat ketrampilan menengah.
Berbeda dengan kursus-kursus swasta lainnya, Yayasan
Pendidikan Musik (YPM) di Manggarai, Jakarta, yang saat itu diyakini
sebagai sekolah musik termaju di Indonesia, menerapkan suatu metode
lain. Sekolah ini mengarahan agar siswa dapat mengenal musik secara
utuh melalui pengajaran teori-teori musik secara terpisah dari tutorial
individual praktikum instrumen musik. Kelas gitar pada lembaga ini sudah
lama ada sebelum tahun 70-an di bawah koordinasi gitaris Adis Sugata.
Walaupun sistem pendidikan musiknya secara umum cukup baik namun
dalam pengajaran praktek gitar mereka masih menggunakan metode
lama seperti misalnya, Carcassi dan Carulli. Pendidikan gitar di Indonesia
mengalami perubahan yang signifikan sejak kehadiran sebuah kelompok
musik kamar dari Belanda, Dick Visser Guitar Trio, pada tahun 1977.
Suatu hal yang menguntungkan bahwa Dick Visser, pimpinan trio
tersebut, adalah seorang pejabat dinas kebudayaan di Belanda pada
masa itu. Di samping spesialisasinya sebagai komponis gitar, ia juga
seorang pendidik gitar senior, profesor dan dekan di Konservatorium
Amsterdam, Belanda. Melalui beliaulah telah terjadi suatu jalinan kerja
sama di antara pemerintah Belanda dan Indonesia untuk
mengembangkan pendidikan gitar klasik di tanah air.
Professor Dick Visser telah menyumbangkan suatu kontribusi
yang besar terhadap perkembangan gitar klasik di Belanda. Kontribusi
terpentingnya ialah penemuan teknik baru yang merupakan sintesis dari
berbagai teknik bermain gitar terdahulu terutama dari Tarrega dan Pujol
yang dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan teknik Segovia
pada paruh pertama abad ke-20. Penemuannya tersebut telah
dituangkan ke dalam suatu paket terbitan yang lengkap dari seluruh
teknik permainan gitar klasik dan sejumlah etude serta kumpulan 24
etude yang ditulis pada seluruh tanda kunci mayor dan minor. Ia bahkan
telah menerapkan ide tekniknya ke dalam seluruh komposisi
kontemporernya dan juga edisi dan transkripsi beberapa karya-karya
standar secara konsisten.
Perhatian Dick Visser sangat besar terhadap perkembangan gitar
di Indonesia yang dinamis. Beliau sangat berniat untuk membantu
perkembangan pendidikan musik dan mensosialisasikan metodenya di
Indonesia. Dalam waktu yang tidak lama maka pemerintah Belanda
mengirim seorang pedagog gitar berkualifikasi ganda di bidang penyajian
(performance) dan pendidikan, Yos Bredie. Guru gitar tersebut adalah
lulusan Konservatorium Amsterdam, salah seorang murid terbaik Dick
Visser. Beliau dikirim untuk memberikan pelatihan intensif selama satu
setengah tahun pada para guru dan calon guru gitar di kota-kota besar
pulau Jawa dan Bali. Penataran tersebut diikuti oleh guru-guru gitar dan
peminat-peminat lain dalam jumlah terbatas yang diterima melalui audisi
atau rekomendasi sekolah musik. Beruntung bahwa penulis yang saat itu
masih duduk di bangku SMU dan berstatus sebagai murid gitar, bersama
dengan gitaris-gitaris muda lain yang di antaranya ialah Iwan Irawan,
Royke Koapaha dan almarhum Ferry Tambunan dari Bandung, telah
diterima sebagai peserta dalam pelatihan tersebut.
Di samping mempelajari dan mempraktekan teknik Dick Visser
yang lebih mengutamakan pengembangan tangan kiri, peserta pelatihan
menerima pelajaran-pelajaran teori penunjang lainnya. Pelajaranpelajaran
tersebut di antaranya ialah ilmu sejarah musik, kontrapung, dan
harmoni yang diarahkan kepada komposisi dan aransemen untuk gitar.
Pelajaran pelengkap lain ialah kelas musik kamar yang menitik beratkan
ensembel-ensembel kecil seperti duet, trio, dan kwartet gitar.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan bantuan Belanda yang
diselenggarakan oleh pemerintah pada awal tahun 1980, departemen
gitar YPM membuka program persiapan konservatori yang diikuti sepuluh
siswa dari Bandung dan Jakarta (termasuk penulis). Satu semester
sebelumnya, pada tahun 1979 Akademi Musik Indonesia (AMI) di
Yogyakarta yang berada di bawah pengelolaan pemerintah, telah lebih
dahulu membuka departemen gitar untuk program yang lebih tinggi dari
diploma (setingkat D3) yaitu gelar Seniman setingkat Sarjana (setingkat
S1). Secara operasional pengajaran praktek gitar dan subjek-subjek
terkait pada kedua program tindak lanjut yang dikelola oleh swasta (YPM)
dan pemerintah (AMI) tersebut dilaksanakan oleh Yos Bredie karena saat
itu belum ada dosen gitar yang dianggap memenuhi persyaratan
akademis.
Sayang bahwa program persiapan konservatori di YPM hanya
berlangsung selama dua semester saja. Untuk mengantisipasi
kesinambungan belajar maka sambil melengkapi studi di YPM pada
semester kedua penulis mengambil studi komposisi di Lembaga
Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ). Setelah berakhirnya masa studi di
YPM (akhir tahun 1980), penulis pindah ke Jurusan Gitar LPKJ selama
satu semester dan pada semester berikutnya (pertengahan tahun 1981)
melanjutkan ke program gelar di AMI Yogyakarta.
Beberapa tahun sebelum program gitar di AMI dibuka, aktivitas
pendidikan tinggi untuk gitar pada telah dilaksanakan di LPKJ. Sistem
pendidikannya kurang lebih serupa dengan YPM namun lebih lengkap
sebagai suatu pendidikan di sekolah tinggi. Jenjang pendidikan gitar di
lembaga ini dikelompokkan ke dalam dua tingkat yaitu Tahap Studi Dasar
dan Tahap Studi Akhir. Di bawah asuhan Reiner Wildt, seorang dosen
warga Indonesia berdarah Jerman, teknik yang diterapkan pada para
mahasiswa gitar pada dasarnya mengacu secara fanatik kepada teknik
Segovia dengan perhatian utama pada pengembangan teknik tangan
294
kanan. Suatu kelebihan yang ada pada sistem pendidikn gitar di lembaga
ini ialah perluasan repertoar yang tidak hanya meliputi karya-karya solo
dan ensembel gitar tapi juga musik kamar yang melibatkan alat-alat
musik lain seperti kombinasi gitar dengan kwartet gesek atau alat-alat
musik orkestra lainnya.
Sejajar dengan program Sarjana (S1), program pendidikan musik
di AMI memakan waktu minimal 9 semester. Pogram studi yang
diterapkan pada masa itu ialah: Musik Sekolah (MS), Sastra Musik (SM)
dan Teori Komposisi (TK). Kecuali program MS dan TK yang
mempersyaratkan Skripsi untuk melengkapi studinya, para mahasiswa
SM yang tergolong paling kecil populasinya, dituntut untuk melakukan
resital sebagai pengganti skripsi. Karena tertarik dengan pengembangan
ketrampilan bermain gitar maka penulis memilih program SM.
Posisi pelajaran gitar pada saat itu ialah sebagai instrumen mayor
disamping dua instrumen wajib lainnya yaitu piano komplementer dan
instrumen minor pilihan. Mata kuliah terkait lain seperti sejarah gitar,
konsruksi gitar dan kelas repertoar gitar diintegrasikan ke dalam mata
kuliah Praktek Individual Instrumen Mayor (PIIM). Sementara itu
ensembel gitar mendapat wadah tersendiri sebagai alternatif dari mata
kuliah Orkes dan Koor.
Perkembangan dunia pergitaran Indonesia yang dinamis pada
tahun 70-an merupakan merupakan masa awal dan titik tolak
perkembangan pendidikan gitar di Indonesia untuk dekade-dekade
berikutya. Salah satu hikmah yang bisa dirasakan hingga paruh pertama
tahun 1980-an ialah bahwa dibukanya bidang studi praktek gitar pada
jenjang perguruan tinggi, dalam hal ini AMI, telah mendapat tanggapan
yang positif dari masyarakat dalam skala nasional. Hal tersebut tebukti
dengan berduyun-duyunnya para lulusan SMA dari berbagai daerah di
Indonesia untuk mengikuti studi gitar di AMI sebagai alternatif dari
perguruan tinggi umum. Keadaan tersebut terus bertahan hingga AMI
berintergrasi ke dalam Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun
1984. Sejak saat itu calon mahasiswa gitar di Jurusan Musik, ISI
Yogyakarta senantiasa menempati jumlah terbanyak dibandingkan
dengan instumen-instrumen lain.
Dari latar belakang historis tersebut dapat disebutkan bahwa
Seksi Gitar di Jurusan Musik, FSP ISI Yogyakarta telah berdiri sejak
beberapa tahun sebelum AMI berintegrasi ke ISI Yogyakarta, pada tahun
1984. Sebelum tahun 1984 Seksi Gitar dikelola langsung oleh dosen gitar
pertama, Jos Bredie, dosen tamu dari Belanda. Keberhasilan
kepemimpinannya sangat didukung tidak hanya oleh cita-cita, idealisme
dan motivasi, tapi juga oleh kelengkapan fasilitas pendukungnya berupa
buku-buku dan rekaman Piringan Hitam gitar klasik.
Sepeninggal Jos Bredie, kepemimpinan Seksi Gitar dilakukan
secara bergilir namun tanpa batasan ketentuan waktu hingga akhir
semester genap 2004/2005 (Juni 2005). Selama itu dapat dikatakan
bahwa Seksi Gitar telah mengalami stagnansi, yaitu hanya melakukan
rutinitas yang telah mentradisi sejak awal tanpa evaluasi dan
pengembangan. Sementara itu dunia pergitaran klasik di masyarakat
tetap bergerak tanpa kompromi. Sehubungan dengan keadaan tersebut
Seksi Gitar mempertimbangkan bahwa selama ini kepemimpinan dalam
Seksi Gitar tidak dilakukan melalui suatu musyawarah melainkan
berdasarkan azas insiatif individual dan oleh karenanya memerlukan
sistem manajerial yang demokratif, rapi dan teratur. Pertimbangan lain
ialah agar Seksi Gitar dapat mencapai produksi dan daya saing yang
maksimal, dan di samping itu juga agar PBM untuk bidang studi gitar
dapat berlangsung dengan baik dan lancar sesuai dan sejalan dengan
pengembangan keempat Minat Utama di Jurusan Musik.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut Seksi Gitar
telah melakukan langkah kongkrit guna mencapai kualitas pendidikan
gitar yang lebih baik dengan memperbaharui susunan kepengurusannya.
Langkah yang telah diambil ialah pemilihan ketua baru untuk periode dua
tahun ke depan. Sehubungan dengan itu rapat pemilihan ketua Seksi
Gitar telah dilakukan pada hari Senin, tanggal 18 Juli 2005, pukul 10.00 –
12.00 WIB bertempat di ruang Ketua Jurusan Musik yang dihadiri oleh
80% anggota inti Seksi Gitar yang terdiri dari para pengajar mata kuliah
Instrumen Mayor Gitar. Dengan tersusunnya kepengurusan yang baru
maka diharapkan Seksi Gitar akan berkembang kepada tingkat yang
lebih profesional.
Readmore »»

Karakter Suara dan Register Biola

Biola dipegang secara horizontal, di bagian kiri bagian ujung
belakang biola, di antara tulang selangkaan rahang bawah. Lengan kiri
agak ditekan kearah leher, di antara ibu jari dan ruas jari yang panjang.
Biola depegang dengan cara tersebut sehingga bagian badan biola
menghadap ke arah penonton, dan secara khusus untuk mempermudah
penggesekan. Jari-jari tangan kiri harus menekan senar dengan bentuk
sedikit ke depan. Kecepatan jari-jari menekan dan melepaskan senar
akan membedakan keselarasan suara (berhubungan dengan kejelasan
vibrasi). Gerakan jari-jari tersebut tidak hanya secara vertikal tetapi juga
secara menyeluruh sehingga saat memainkannya,baik dengan semua jari
atau jari-jari yang berbeda, nada penuh atau separuh nada dapat
dihasilkan. Untuk mengahsilkan akor didapat dengan menekan dua senar
bersama-sama dan menggeseknya.
Jari-jari tangan kiri diberi lambang nomor 1 sampai 4.Nomor.
Nomor satu untuk jari telunjuk, 2 untuk jari tengah, 3 untuk jari manis,
dan 4 untuk jari kelingking. Mengubah posisi penjarian dengan cepat dan
halus merupakan kesulitan utama dalam bermain biola. Penguasaan
teknik ini bergantung pada kekuatan dagu dan pundak, karena keduanya
menekan bebas alat ini dan tangan dapat memindahkannya dengan
mudah di sepanjang leher biola. Otot juga harus dapat digerakkan
dengan mudah untuk menghindari permasalahan dalam gerakan-gerakan
tubuh. Untuk nada-nada yang lebih tinggi kita juga harus mengubah letak
tangan dan jari. Sela jari-jari untuk menghasilkan suara yang tergolong
rendah-dalam hubungannya dengan bagian-bagian tubuh – berkaitan
dengan posisi pertama (posisi permulaan, dekat nut)
Perubahan posisi bermain pada suatu sisi untuk memperluas
rentang suara dan karenanya membutuhkan teknik permainan yang
murni; di sisi lain perubahan posisi berain juga berperan penting dala
pengungkapan ekspresi dan pada akhinya dapat diapresiasikan dari
sudut pandang estetika. Nada-nada dalam satu frekuensi yang sama
menghasilkan suara yang berbeda pada beracam-macam senar.
Perubahan posisi berpengaruh pada warna suara. Pilihan penjarian
dibutuhkan sebagai dasar dalam ekspresi teknik bermain bilola untuk
menyajikan berbagai macam gambaran musikal. Sedikit gerakan yang
berkesinambugan dengan perasaan, vibrato, memperkaya musik dengan
sedikit modifikasi pada tinggi rendahnya nada; hal ini merupakan jenis
ekspresi permainan biola.
Readmore »»

Konstruksi Biola

Panjang biola normal (berukuran 4/4) mencapai 60 cm. Walaupun
demikian ada juga yang lebih kecil, yaitu berukuran 3/4 dan 1/2 yang
dapat dimainkan oleh pelajar yang masih muda. Biola adalah salah satu
dari keluarga instrumen gesek yang lain yaitu, biola alto, cello dan kontra
bas. Di antara instrumen musik gesek, biola termasuk instrument yang
memiliki titinada tertinggi. Busur penggesek (bow) biola terdiri dari
tongkat, kurang lebih sepanjang 75 cm, dengan bulu-bulu kuda yang
direntangkan di antara kedua ujung tongkat penggesek.Konstruksi yang terdapat pada seluruh keluarga instrument gesek
pada dasarnya tidak berbeda dengan konstruksi biola. Walaupun
demikian cello dan kontra bas memiliki tongkat penyanggah di bagian
bawahnya (akan dijelaskan kemudian). Secara detail bagian-bagian biola
meliputi: (lihat gambar )
a. Table/ Belly (perut).
b. Ribs, atau papan samping yang memisahkan di antara papan
depan (table) dengan papan belakang.
c. Neck, yaitu leher di antara bagian kepala (peg box) dan badan
(table) biola.
d. Peg box, kotak penala yang berada di bagian kepala.
e. Scroll, hiasan ukir di ujung bagian kepala yang menyerupai
gulungan kain.
f. Tail, yaitu penambat ujung dawai-dawai di bagian bawah perut
(table).
g. Bridge, yaitu keping pembatas tegangan dawai-dawai yang
berada di antara tail dan nut atau batas pada pangkal peg box.
h. Fingerboard, yaitu bidang yang terdapat di bagian depan leher
yang terbentang hingga kira-kira pertengahan belly.
i. Lobang suara.
Pada bagian belly terdapat dua buah lubang suara berbentuk
tanda dinamik Forte ( ). Biola mempunyai 4 dawai dengan diameter
yang berbeda. Pada mulanya, dawai biola terbuat dari usus binatang,
namun pada masa kini telah diganti oleh helaian kawat tipis dari baja.
Untuk dawai-dawai berdiameter besar dilapisi oleh gulungan semacam
perak. Dawai dengan diameter terbesar ditala untuk nada G (jarak
interval 4 di bawah C).
Readmore »»

Minggu, 06 Juni 2010

Sifat Dasar Seni

Berdasarkan hasil telaah terhadap teori-teori seni, disimpulkan bahwa seni
memiliki sekurang-kurangnya 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (Gie,
1976:41-46). Uraian mengenai sifat dasar seni adalah sebagai berikut:
a. Ciri pertama adalah sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu
rangkaian kegiatan manusia yang selalu mencipta karya baru.
b. Ciri kedua adalah sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan
oleh seorang seniman merupakan karya yang berciri personal, Subyektif
dan individual. Sebagai contoh, (1) Lagu ciptaan Iwan Fals terdengar
berbeda dari lagu ciptaan Ebiet G. Ade; (2) Lukisan Lucia hartini yang
bercorak Surrealisme menampilkan kekuatan daya fantasi atau imajinasi
alam mimpi melalui penguasaan teknik melukis yang piawai.c. Ciri ketiga adalah seni memiliki nilai ekspresi atau perasaan. Dalam
mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus memakai kriteria atau
ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan perasaan estetisnya
ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati,
memahami dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
Sebagai contoh, (1) lagu “Imagine” karya John Lennon merupakan
ungkapan kepeduliannya terhadap nilai-nilai humanisme dan perdamaian
sehingga menggugah perasaan siapapun yang mendengar.
d. Ciri keempat adalah keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa.
Konsep karya seni yang dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi
oleh masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau terhapuskan oleh waktu.
Sebagai contoh, (1) lagu Indonesia Raya karangan WR. Supratman
sampai saat ini masih tetap abadi dan diapresiasi masyarakat walaupun
beliau telah wafat; (2) Karya-karya lukis S. Sudjojono dan Affandi sampai
saat ini masih diapresiasi oleh masyarakat dan sangat diminati oleh para
kolektor lukisan walaupun beliau telah wafat
e. Ciri kelima adalah semesta atau universal sebab seni berkembang di
seluruh dunia dan di sepanjang waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra sejarah hingga jaman modern ini
orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi dan wujudnya
sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Sebagai contoh, (1)
desain mode pakaian terus berkembang sesuai trend-mode yang selalu
berubnah dari waktu ke waktu dan banyak mempengaruhi gaya hidup
masyarakat metropolitan; (2) Di banyak negara di dunia seperti Belanda,
Inggris, Jepang, Cina, Indonesia dan sebagainya dijumpai produk keramik
dalam berbagai bentuk dan fungsinya.
Readmore »»

Proses Pembuatan Gitar Akustik

1. Tahap Awal (Pembuatan Body)
- Bahan dari kayu Cyprus dan Triplek
- Triplek dipotong panjang sesuai ukuran kemudian dihaluskan dengan menggunakan mesin. Setelah halus dimasukan ke dalam cetakan lalu dijepit dengan klem kecil kemudian dipasang klose lalu dijemur. Setelah kering kemudian dipasang krem (tulang-tulang) dengan lem lalu dijemur lagi. Setelah kering dan triplek telah terbentuk lalu dilepas dari cetqakan kemudian dipasang palang. Setelah pemasangan palang selesai kemudian dipasang triplek besar pada bagian depan dan belakang dengan menggunakan lem kayu, kemudian dijepit dengan klem besar lalu dijemur sampai kering. Setelah kering triplek bagian depan dan belakang dipotong mengikuti bentuk gitar. Proses terakhir dari tahap awal ini adalah membentuk lubang resonansi sesuai ukuran.
2. Pembuatan Neck (Stang Gitar)
- Bahan dari kayu mahoni, waru atau maple.
- Bahan dikeringkan dengan sinar matahari atau menggunakan Oven.. Kemudian kayu dibentuk sesuai bentuk Neck (Stang).
3. Penyambungan Body dan Neck
- Neck disesuaikan dengn body, setelah sesuai kemudian disatukan dengan lem dan dipaku. Setelah itu kemudian dihaluskan kemudian dipasang Kreplang (Fingerboard) dengan menggunakan lem
4. Proses Penghalusan atau Pendempulan
- Setelah body dan neck dipasang tahap yang harus dilakukan selanjutnya adalah proses penghalusan atau pendempulan gitar dengan amplas kasar, kemudian didempul lalu dijemur sampai kering. Setelah kering lalu diamplas kembali dengan amplas nomer 120 kemudian bagian neck dilubangi untuk memasang senar kemudian disending ( Tiner dan pengeras) sebanyak dua kali lalu dijemur kembali. Setelah kering kemudian diamplas kembali dengan amplas nomer 240 supaya lebih halus.
5. Pembuatan Block (Tempat Senar)
- Bahan dari kayu sono keeling yang dibentuk sesuai dengan contoh atau sesuai pesanan yang diinginkan (tidak ada patokan). Cara menempelnya dengan menggunakan lem dan disekrup. Bentuk \ model tergantung seri gitar yang akan diproduksi.
6. Finishing atau Tahap Akhir
- Pengecatan, dilapisi dengan melamine dan dikeringkan dengan oven agar tidak terkena debu, Pemasangan kawat (krep), pemasangan block, pemasangan breh atas dan breh bawah (bahannya terbuat dari plastic), pemasangan list (dari mika dengan lem castol atau dengan spidol besar), pemasangan steamer, senar, merk, kemudian dibungkus dan di Packing (Biasanya satu packing beris 6 buah gitar) Kemudian dikirim sesuai kota tujuan.
Readmore »»

Aliran Seni Rupa

a. Naturalisme
Aliran ini merupakan suatu aliran seni rupa yang mengutamakan
kesesuaian dengan keadaan mahluk hidup, alam, dan benda mati
sebenarnya. Contoh yang paling terlihat adalah pada lukisan potret diri,
pemandangan alam, atau landscape.
b. Realisme
Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan
biasanya memprihatinkan dan sedang bergejolak di dunia atau suatu
tempat tertentu. Contoh aliran seni rupa ini antara lain melukiskan
kemiskinan, kesedihan, atau peristiwa yang memilukan.
Aliran
c. Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh
khayal, atau petualangan para pahlawan purba. Juga banyak
menampilkan berbagai perilaku dan karakter manusia yang dilebihlebihkan.
Para pelukis ini antara lain Eugene delacroik (1798-1963), Jean
Baptiste Camille Corot(1796-1875) dan Rousseau (1812-1876). Gaya ini
juga berkembang di Jerman, Belanda, dan Perancis.
d. Impresionisme
Aliran ini dalam dunia seni rupa berawal dari ungkapan yang mengejek
pada karya Claude Monet (1840-1926) pada saat pameran di Paris tahun
1874. Karya ini menggambarkan bunga teratai dipagi hari yang
ditampilkan dalam bentuk yang samar dan warna kabur dan oleh
sebagian kritikus seni disebut sebagai “impresionistik “, suatu lukisan
yang menampilakan bentuk yang sederhana dan terlampau biasa.
e. Ekspresionisme
Adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasana
kesedihan, kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan
rupa yang emosional dan ekspresif.
Salah seorang pelukis yang beraliran Ekspresionisme adalah Vincent
van Gogh (1853-1890). Lukisan lukisannya penuh dengan ekpresi
gejolak jiwa yang diakibatkan oleh penderitaan dan kegagalan dalam
hidup.salah satu lukisannya yang terkenal adalah “Malam Penuh Bintang
“(1889), yang mengekpresikan gairah yuang tinggi sekaligus perasaan
kesepian.
f. Kubisme
Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari
penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak).
Pada tahun 1909 berkembang aliran kubisme Analistis yang
mengembangkan konsep dimensi empat dalam seni lukis. Dan
dimengerti sebagai konsep dimensi ruang dan waktu dalam lukisan.
Pada setiap sudut lukisan terlihat objek yang dipecah-pecah dengan
posisi waktu yang berbeda. Sedangkan Kubisme Sintetis, pelukisannya
disusun dengan bidang yang berlainan yang saling tumpang dan tembus.
g. Konstruksifisme
Aliran seni ini awalnya berkembang di Rusia penggagasnya antara lain
Vladimir Tattin, Antoine Pevsner, dan Naum Gabo. Gaya ini
mengetengahkan berbagai karya seni berbentuk tiga dimensional namun
wujudnya abstrak. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan
modern seperti besi beton, kawat, bahkan plastik.
h. Abstrakisme
Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas
pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna
ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam. Kadinsky dan Piet
Mondrian marupakan sebagian perupa beraliran abstrak ini. Seni Abstrak
ini pada dasarnya berusaha memurnikan karya seni, tanpa terikat
dengan wujud di alam.
i. Dadaisme
Adalah gerakan seni rupa modern yang memiliki kecendrungan
menihilkan hukum–hukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini
adalah paduan dari berbagai karya lukisan, patung atau barang tertentu
dengan menambahkan unsur rupa yang tak lazim sebagai protes pada
keadaan sekitarnya, seperti lukisan reproduksi lukisan “Monalisa “ karya
Leonardo da Vinci tetapi diberi kumis, atau petusan laki-laki diberi
dudukan dan tandatangan, kemudian dipamerkan di suatu galeri.
j. Surealisme
Adalah penggambaran dunia fantasi psikologis yang diekspresikan
secara verbal, tertulis maupun visual. Bentuk-bentuk alam dideformasi,
sehingga penuh fantasi dan di luar kewajaran.
k. Elektisisme
Yaitu gerakan seni awal abad ke- 20 yang mengkombinasikan berbagai
sumbergaya yang ada di dunia menjadi wujud seni modern. Banyak
yang menjadi sumber inspirasi dari gaya seni ini. Antara lain, gaya seni
primitive sejumlah suku bangsa di Afrika, karya seni pra-sejarah, seni
amerika Latin, gaya esetik Mesir Purba, dan Yunani Kuno. Tokoh-tokoh
seni yang menerapkan gaya ini antasra lain Picasso (disamping sebagai
tokoh Kubisme), Paul Gaugguin, Georges Braque, Jean Arp, Henry
Moore, dan Gabo.
l. Posmodernisme
Istilah seni ini umumnya disebut seni kontemporer yaitu mengelompokan
gaya-gaya seni rupa yang sezaman dengan pengamat atau yang
menjadi kecenderungan popular dan dipilih oleh para seniman dalam
rentang lima puluh tahun terakhir hingga sekarang.
Gaya ini sering diartikan sebagai aliran yang berkembang setelah seni
modern. Jika dalam seni modern lebih memusatkan kepada ekspresi
pribadi dan penggalian gaya baru, dalam seni Posmodern ungkapan seni
lebih ditekankan kepada semantika (makna rupa) dan semiotika
(permainan tanda rupa).
Readmore »»

Alat Dan Bahan Dalam Membuat Batik

1. Peralatan Membatik
a. Canting
Canting merupakan alat utama yang dipergunakan untuk membatik.
Penggunaan canting adalah untuk menorehkan (melukiskan) cairan malam
agar terbentuk motif batik. Canting memiliki beberapa bagian yaitu:
􀁸 Gagang
Gagang merupakan bagian canting yang berfungsi sebagai pegangan
pembatik pada saat menggunakan canting untuk mengambil cairan
malam dari wajan, dan menorehkan (melukiskan) cairan malam pada
kain. Gagang biasanya terbuat dari kayu ringan.
􀁸 Nyamplung (tangki kecil)
Nyamplung merupakan bgian canting yang berfungsi sebagai wadah
cairan malam pada saat proses membatik. Nyamplung terbuat dari
tembaga.􀁸 Cucuk atau carat
Cucuk merupakan bagian ujung canting dan memiliki lubang sebagai
saluran cairan malam dari nyamplung. Ukuran dan jumlah cucuk can
beragam tergantung jenisnya. Cucuk tersebut terbuat dari tembaga.
Kondisi cucuk harus senantiasa berlubang, kalau tersumbat oleh cairan
malam yang sudah mengeras, cucuk dapat dilubangi lagi dengan cara
mencelupkan di cairan panas malam, sumbatan keras tersebut akan turut
mencair kembali. Sedangkan bila sumbatan belum mengeras maka
pelubangannya dapat dipakai dengan bulu sapu lantai.
b. Kuas
Pada umumnya kuas dipergunakan untuk melukis, dalam proses
membatik kuas juga dapat dipergunakan untuk Nonyoki yaitu mengisi bidang
motif luas dengan malam secara penuh. Kuas dapat juga untuk menggores
332
secara ekspresif dalam mewarnai kain. Anda dapat mempergunakan kuas cat
minyak, kuas cat air, atau bahkan kuas cat tembok untuk bidang sangat luas.
c. Kompor Minyak Tanah
Kompor minyak tanah dipergunakan untuk memanasi malam agar cair.
Pilihlah kompor yang ukurannya kecil saja, tidak perlu yang besar. Pembatik
tradisional biasanya menggunakan anglo atau keren. Anglo merupakan arang
katu sebagai bahan bakar. Kelemahan anglo/keren adalah asap yang
ditimbulkannya berbeda dengan kompor yang tidak seberapa menimbulkan
asap.
Pilihlah kompor yang ukuran kecil saja, dengan diameter sekitar 13 cm,
sesuai dengan besaran wajan yang digunakan. Pemanasan malam tidak
membutuhkan api yang cukup besar seperti kalau kita memasak di dapur.
d. Wajan
Wadah untuk mencairkan malam menggunakan wajan, terbuat dari
bahan logam. Pilihlah wajan yang memiliki tangkai lengkap kanan dan kiri
agar memudahkan kita mengangkatnya dari dan ke atas kompor.
Wajan yang dipakai tidak perlu berukuran besar, wajan dengan
diameter kurang lebih 15 cm sudah cukup memadai untuk tempat pencairan
malam.
e. Gawangan
Pada waktu membatik kain panjang, tidak mungkin tangan kiri pembatik
memegangi kain tersebut. Untuk itu membutuhkan media untuk
membentangkan kain tersebut, yang disebut gawangan. Disebut demikian
karena bentuknya seperti gawang sepakbola, terbuat dari kayu, agar ringan
dan mudah diangkat dan dipindahkan.
Peralatan tersebut di atas sudah cukup memadai untuk kegiatan
membatik Anda. Memang di masa lalu ada beberapa peralatan pendukung
lainnya seperti saringan, kursi kecil (dingklik) dan lipas/tepas. Tepas
diperlukan untuk membantuk menyalakan api arang kayu di anglo/keren.
Sekarang ini dengan adanya kompor, maka tepas tidak diperlukan dalam
kegiatan membatik.
f. Nampan
Nampan plastik diperlukan untuk tempat cairan campuran pewarna dan
mencelup kain dalam proses pewarnaan. Pilihlah ukuran nampan yang
sesuai dengan ukuran kain yang dibatik agar kain benar-benar tercelup
semuanya.
g. Panci
Panci aluminium diperlukan untuk memanaskan air di atas kompor atau
tungku dan untuk melorot kain setelah diwarnai agar malam bisa bersih.
Pilihlah ukuran panci sesuai dengan ukuran kain yang dibatik.
333
h. Sarung tangan
Sarung tangan diperlukan sebagai pelindung tangan pada saat
mencampur bahan pewarna dan mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna.
Selama penyiapan warna dan pewarnaan kain, pergunakanlah selalu sarung
tangan karena bahan pewarna batik terbuat dari bahan kimia yang berbahaya
bagi kesehatan kulit dan pernafasan, kecuali pewarna alami (natural).
i. Sendok & Mangkuk
Sendok makan dibutuhkan untuk menakar zat pewarna dan mangkuk
plastik untuk mencampur zat pewarna tersebut sebelum dimasukkan ke
dalam air. Selain itu juga diperlukan gelas untuk menakar air.2. Bahan Batik
a. Kain
Salah satu bahan yang paling pokok dalam membatik adalah kain, sebg
media tempat motif akan dilukiskan. Untuk membatik biasanya kain yang
biasa digunakan adalah jenis kain katun seperti kain Voilissma, Primis,
Primissima, mori biru, Philip, berkolyn, santung, blacu, dan ada juga yang
mempergunakan kain sutera alam. Media kain yang harus diperhatikan
adalah usahakan agar kain tersebut tidak mengandung kanji atau kotoran
lainnya, karena hal ini akan mengganggu proses penyerapan malam ataupun
warna. Pengolahan kain ini lebih banyak dikenal dengan istilah “ngloyor”.
Bahan untuk pengolahan kain biasanya minyak jarak atau larutan asam.
Pengolahan kain menggunakan minyak jarak, langkah yang harus dikerjakan
yaitu merendam kain dalam panci dan direbus dengan memasukkan minyak
jarak ke dalam rebusan kain tersebut. Apabila sudah mendidih, diambil dan
direndam dalam air dingin sambil diremas-remas. Air dingin untuk merendam
kain ini bisa ditambahkan sabun atau deterjen.
Pengolahan kain dengan larutan asam biasanya dilakukan satu hari,
tetapi perlu diperhatikan bahwa larutan asam yang terlalu banyak akan
merusak kain. Pengolahan kain dengan minyak jarak dan larutan asam tidak
cocok digunakan untuk kain sutera, karena kain sutera yang berbahan sangat
lembut memerlukan perlakuan khusus. Biasanya pengolahan kain sutera
dengan sabun yang khusus untuk serat halus dan tidak diperas berlebihan
atau apabila sulit untuk mencari sabun khusus untuk kain sutera bisa
menggunakan shampo untuk rambut, tetapi gunakan sedikit saja dan cucilah
dengan perlahan. Sebagai tambahan saja, bahwa kain sutera sangat cocok
apabila diwarna dengan menggunakan pewarna alam.
Selanjutnya setelah kain diangkat dari perendaman, kemudian kain
dilipat dan dikemplong (“ngemplong”) yaitu dengan cara memukul-mukul kain
tersebut dengan menggunakan pemukul kayu. Tujuannya agar serat kain
menjadi kendor dan lemas. Setelah dikemplong kain dijemur. Setelah kering
kain bisa diseterika dan siap untuk dipola.
Saat ini banyak tersedia kain yang berkualitas bagus, tetapi tentu saja
kain tersebut masih mengandung kanji. Tetapi terkadang saat ini banyak
334
orang yang hanya merendam kain dalam air sampai beberapa kali tanpa
menggunakan minyak jarak atau larutan asam. Cara ini bisa juga dilakukan
pada kain yang sedikit mengandung kanji. Setelah kain diproses “ngloyor”
dan “ngemplong”, kain tersebut diukur sesuai dengan bentuk dan ukuran
yang diinginkan.
Readmore »»

Cara-cara Membuat batik

Dalam pembuatan batik, kita mengenal ada empat cara
pembuatannya, yaitu dengan cara ditulis dengan canting yang biasa di sebut
dengan batik tulis, dengan cara di cetak dengan cap disebut batik cap,
dengan cara diikat dengan tali/benang dinamakan batik ikat atau jumputan
dan dengan cara dicetak dengan screen yang kemudian kita namakan batik
cetak atau batik printing.
Pembuatan motif pada batik tulis, dibuat dengan cara memberikan
malam dengan alat canting/kuas ke atas permukaan kain yang telah
digambar sebelumnya. Sedang pemberian motif pada batik cap dibuat
dengan menggunakan cap atau stempel logam yang permukaannya telah
diberi malam lalu dicetakkan pada permukaan kain. Pemberian motif pada
batik printing dibuat dengan cara mencetakkan larutan napthol yang telah
dikentalkan ke atas permukaan kain dengan menggunakan alat rakel.
Sedangkan pemberian motif pada batik ikat, motifnya diikat-ikat dengan tali
plastic atau benang hingga menjadi motif yang diinginkan.Proses berikut adalah pencelupan kain ke larutan naptol, garam
warna dan air pembilas. Khusus untuk batik printing langsung dicelupkan ke
larutan garam warna. Untuk menghasilkan warna batik yang baik proses
pencelupannya harus diakukan berulang-ulang.
328
Sumber : Indonesia Indah, Kain-kain Non Tenun Indonesia
Gambar 5.42. Contoh karya seni kriya batik
Proses selanjutnya disebut proses pelorotan malam. Caranya kain
yang telah selesai pada proses pencelupan, dicelupkan kembali ke dalam air
panas yang telah diberi bubuk soda abu atau soda ASH.
Benda-benda pakai yang dihasilkan dari kerajinan ini adalah kain,
selendang, taplak meja, sprei, sarung bantal, hiasan dinding, gorden dan lainlain.
Bahasan berikut adalah penjelasan tentang bahan, peralatan dan
tahap-tahap dalam pembuatan karya batik tulis. Untuk lebih jelasnya silahkan
Anda perhatikan dengan saksama.
1) Tahap pembuatan gambar motif
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah kain katun,
pola gambar atau mall, pensil 4B-5B, dan meja kaca. Pembuatan gambar
motif pada kain, dapat dicapai dengan menjiplak pola / mall yang telah
disiapkan atau bias juga dengan cara menuliskan langsung di atas kain.
Untuk menghasilkan gambar motif yang baik penulisannya dilakukan di atas
meja kaca. Bila kain yang hendak digambari banyak lilin / kotor maka kain
harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Hal ini dimaksud agar dalam
proses pencelupan nanti warna mudah menyerap.
2) Tahap pemberian malam
Dalam tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu :
􀁸 Kain, jenis kain yang digunakan untuk membatik adalah jenis kain yang
bahan bakunya terbuat dari kapas (katun) atau sutera, misalnya kain
blacu, poplin, birkolin, santung, prima, premisima, vealisima, linen, dan
sutera.
329
􀁸 Malam, malam untuk membatik terdiri atas malam lowong (warnanya
kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang
kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang liat),
dan malam putih / paraffin (sifatnya rapuh, dan mudah retak).
􀁸 Canting, canting yang digunakan untuk membatik terdiri dari canting
cecek (lubangnya kecil), canting klowong (lubangnya sedang) dan canting
nembok (lubangnya besar).
􀁸 Peralatan penunjang, alat penunjang yang digunakan dalam tahap ini
adalah kompor kecil, kenceng, panci, dan lainnya.
Sebelum proses pemberian malam dimulai, malam harus dipanaskan
terlebih dahulu pada kenceng di atas kompor hingga mencair. Proses
pemberian malam dilakukan dengan cara menuliskan cairan malam ke atas
permukaan kain dengan menggunakan alat canting. Cara menuliskannya
mengikuti gambar motif yang telah dibuat, dilakukan dari kiri ke kanan dan
dari bawah ke atas. Untuk pemberian malam pada gambar motif berupa
bidang yang luas digunakan kuas.
Sumber : Indonesia Indah, Kain-kain Non Tenun Indonesia
Gambar 5.43. Proses pembubuhan prada diatas kain batik tulis
3) Tahap pemberian warna
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah pewarna
batik yang terdiri dari :
􀁸 Naptol berfungsi sebagai warna dasar yang nantinya dibangkitkan oleh
garam warna (garam diazo). Naptol terdiri atas naptol AS, naptol ASLB,
naptol ASGR, naptol ASG, naptol ASD, naptol ASBO, dan naptol ASOL.
Warna lain yang bersifat alami adalah daun soga. Naptol AS berfungsi
untuk membuat warna merah, biru, violet, orange, dan hitam, naptol ASLB
330
untuk membuat warna cokelat, naptol ASGR untuk membuat warna hijau
dan naptol ASG untuk membuat warna kuning.
􀁸 Garam warna (garam diazo), berfungsi untuk membangkitkan warna.
Garam terdiri atas garam biru B, garam biru BB, garam violet B, hitam B,
merah bordo GP, garam orange GC, dan garam biru hijau B.
􀁸 Rapidogin, berfungsi untuk memberi variasi warna. Rapid terdiri atas rapid
merah RH, rapid orange RH, rapid biru BN, rapid cokelat BN, rapid kuning
GCH, dan rapid hitam G.
􀁸 Bahan Pelengkap, untuk membuat larutan pewarna batik tulis bahan
pelengkap yang diperlukan terdiri atas TRO (Turkish Red Oil) dan soda
api (Loog 380 BE). TRO cairan berbentuk minyak sedang soda api (Loog
380 BE), disebut juga costik soda berbentuk seperti kristal.
Adapun tahapan dalam pemberian warna pada batik tulis adalah :
a. Pemberian warna rapid
Pemberian warna rapid dilakukan dengan cara menyapukan warna rapid
ke bagian-bagian gambar yang diinginkan. Fungsi warna ini hanya sebagai
variasi agar batik lebih menarik. Larutan rapid dibuat dengan cara mengaduk
rapid dengan minyak TRO hingga kental, kemudian diberi air dingin dan
diaduk kembali hingga merata. Perbandingannya adalah 1 sendok makan
rapid : 2 sendok minyak TRO : 1 gelas besar air dingin.
b. Proses pencelupan
Proses pencelupan dalam membuat batik dilakukan dalam tiga langkah.
Pertama pencelupan pada larutan naptol (bak I), kedua pencelupan pada
larutan garam warna (bak II), dan ketiga pencelupan pada air pembilas (bak
III). Untuk menghasilkan warna yang memuaskan, proses pencelupan
dilakukan berulang-ulang.
c. Tahap melunturkan malam
Untuk melunturkan atau melorotkan malam pada kain batik yang telah
selesai pada proses pencelupan, dilakukan dengan cara memasukkan kain
ke dalam bak yang berisi air panas yang telah dicampur soda abu (Soda
ASH) dan soda api (costik soda). Proses melunturkannya kain dimasukkan ke
dalam bak, diangkat-angkat dengan menggunakan jepitan hingga malamnya
lepas dan selanjutnya dibilas dengan air bersih, diperas, dan diangin-anginkan
Readmore »»

Makna Dari Sebuah Warna

Sebagaimana unsur desain yang lain, warna juga mempunyai
makna yang berbeda, antara lain sebagai berikut :
􀁸 Merah mempunyai makna api, panas, marah, bahaya, aksi,
gagah, berani, hidup, riang dan dinamis.
􀁸 Putih mempunyai makna suci, mati, bersih, tak berdosa, dan
jujur.
􀁸 Kuning mempunyai makna matahari, cerah, sukacita, terang,
iri, dan benci.
􀁸 Kuning emas mempunyai makna masyhur, agung, luhur, dan
jaya.􀁸 Coklat mempunyai makna stabil dan kukuh.
􀁸 Jingga mempunyai makna masak, bahagia, senja, riang,
mashur, dan agung.
􀁸 Biru mempunyai makna tenang, kenyataan, damai, kebenaran,
kesedihan dan setia.
􀁸 Hijau mempunyai makna dingin, sejuk, tenang, segar, mentah,
pertumbuhan, dan harapan.
􀁸 Merah muda mempunyai makna romantis, dan ringan.
􀁸 Ungu mempunyai makna kekayaan, berkabung, bangsawan,
mewah, berduka cita, dan mengandung rahasia.
􀁸 Hitam mempunyai makna tragedi, kematian, duka, kegelapan,
gaib, tegas, dan dalam.
Pemaknaan warna dipengaruhi oleh aspek budaya setempat. Pemaknaan
warna yang terkait dengan warna sebagai simbol, di masing-masing daerah
atau wilayah, akan berbeda, sesuai dengan pemaknaannya dalam budaya
setempat. Contoh : bendera tanda adanya kematian, di Indonesia berbeda
sesuai daerah setempat. Di Yogjakarta, bendera merah, di Jakarta – kuning,
di Sulawesi – putih, di Sumatera – merah, dan sebagainya.Di negeri China,
warna merah berarti Cinta, sedangkan di Indonesia berarti marah atau berani
Readmore »»

Warna

Warna merupakan unsur penting dan paling dominant dalam sebuah
penciptaan karya desain. Melalui warna orang dapat menggambarkan suatu
benda mencapai kesesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya. Warna
dapat dikelompokkan berdasarkan jenis warna, sifat warna, dan makna
warna.
1) Jenis warna
Dalam sistem Prang (The Prang System), warna dalam hal ini
adalah pigmen yang dapat dikelompokkan sebagai jenis-jenis
warna sebagai berikut :􀁸 Warna primer, yaitu tiga warna
pokok yakni merah, biru, dan kuning.
􀁸 Warna sekunder / biner, yaitu
perpaduan antara 2 warna primer
dan menghasilkan warna hijau,
jingga dan ungu.
􀁸 Warna intermediate, yaitu
percampuran antara warna primer
dengan warna sekunder,
menghasilkan warna kuning hijau,
hijau-biru, biru-ungu, merah-ungu,
merah-jingga, dan kuning-jingga.
􀁸 Warna tertier, yaitu percampuran
antara warna sekunder dan warna
intermediate dan menghasilkan
sebanyak 12 warna.
􀁸 Warna quarterner, yaitu
pencampuran warna intermediate
dengan warna tertier dan
menghasilkan sebanyak 24 warna.
2) Sifat warna
Sifat warna dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : hue, value, dan
intensity.
a) Hue
Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari
suatu warna, seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat, ungu,
jingga, dan warna lainnya. Perbedaan antara merah dengan biru,
atau merah dengan kuning adalah perbedaan dalam hue.
b) Value
Value adalah istilah untuk menyatakan gelap terangnya warna
atau harga dari hue. Untuk mengubah value, misalnya dari merah
normal ke merah muda dapat dicapai dengan cara menambah
warna Kuning
putih atau mempercair warna tersebut hingga memberi kesan
terang. Dan untuk memberi kesan gelap misalnya merah tua dapat
dicapai dengan menambah hitam. Value yang berada
dipertengahan disebut middle value dan yang berada di atas
middle value disebut high value, sedang yang berada dibawahnya
disebut low value. Value yang lebih terang dari warna normal
disebut tint dan yang lebih gelap disebut shade. Close value
adalah value yang berdekatan atau bersamaan dan kelihatan
lembut dan terang.
c) Intensity
Intensity atau chroma adalah istilah untuk menyatakan cerah atau
suramnya warna, kualitas atau kekuatan warna. Warna-warna yang
intensitasnya penuh nampak sangat mencolok dan menimbulkan efek tegas,
sedang warna-warna yang intensitasnya rendah nampak lebih lembut.
Berdasarkan paduan
warna (colour scheme), warna
dapat dibagi dalam tiga tipe yakni:
􀁸 Warna monokromatrik adalah
tingkatan warna dari gelap ke
terang dalam urutan satu
warna, misalnya urutan dari
merah tua sampai ke merah
yang paling muda.
􀁸 Warna Complementer, yaitu
dua warna yang berlawanan
dalam kedudukan berhadaphadapan,
memiliki kekuatan
berimbang, misalnya kuning
kontras ungu, biru kontras
jingga, dan merah kontras
hijau.
􀁸 Warna analogus adalah
tingkatan warna dari gelap ke
terang dalam urutan beberapa
warna, misalnya urutan dari
biru, biru kehijauan, hijau,
hijau kekuningan, dan kuning.
Sumber : Seni Rupa dan Desain
Readmore »»

Istilah-Istilah Dalam Teater

Dalam membicarakan drama banyak kita jumpai istilah yang erat
hubungannya dengan pementasan drama, antara lain sebagai berikut :
1. Babak
Babak merupakan bagian dari lakon drama. Satu lakon drama
mungkin saja terjadi dari satu, dua, atau tiga babak mungkin juga
lebih. Dalam pementasan, batas antara babak satu dan babak lain
ditandai dengan turunnya layar, atau lampu penerang panggung
dimatikan sejenak. Bila lampu itu dinyalakan kembali atau layar
ditutup kembali, biasanya ada perubahan penataan panggung yang
menggambarkan setting yang berbeda. Baik setting tempat, waktu,
maupun suasana terjadinya suatu peristiwa.
2. Adegan
Adegan adaalh bagian dari babak. Sebuah adegan hanya
menggambarkan satu suasana yang merupakan bagian dari
rangkaian suasana-suasana dalam babak. Setiap kali terjadi
penggantian adegan tidak selalu diikuti dengan penggantian setting.3. Prolog
Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog
memainkan peran yang besar dalam menyiapkan pikiran penonton
agar dapat mengikuti lakon(cerita) yang akan disajikan. Itulah
sebabnya, prolog sering berisi lakon, perkenalan tokoh-tokoh dan
pemerannya, serta konflik-konflik yang akan terjadi di panggung.
4. Epilog
Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya,
biasanya berupa kesinpulan atau ajaran yang bisa diambil dari
tontonan drama yang baru disajikan.
5. Dialog
Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memainkan peran
yang amat penting karena menjadi pengarah lakon drama. Artinya,
jalannya cerita drama itu diketahui oleh penonton lewat dialog para
pemainnya. Agar dialog itu tidak hambar, pengucapannya harus
disertai penjiwaan emosional. Selain itu, pelafalannya harus jelas dan
cukup keras sehingga dapat didengar semua penonton. Seorang
pemain yang berbisik, misalnya harus diupayakan agar bisikannya
tetap dapat didengarkan para penonton.
6. Monolog
Monolog adlah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri.
Apa yang diucapkan itu tidak ditujukan kepada orang lain. Isinya,
mungkin ungkapan rasa senang, rancana yang akan dilaksanakan,
sikap terhadap suatu kejadian, dan lain-lain.
7. Mimik
Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah (air muka) untuk
menunjukkan emosi yang dialami pemain. Ekspresi wajah pemain
ayng sedang sedih tentu saja berbeda dengan ketika sedang marah.
241
8. Gestur
Gestur adalah gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan kaki, kepala,
dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain.
9. Bloking adalah aturan berpindah tampat dari tempat yang satu ke
tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan.
10. Gait
Gait berbeda dengan bloking karena gait diartikan tanda-tanda khusus
pada cara berjalan dan cara bergerak pemain.
Layar adalah kain penutup panggung bagiandepan yang dapar dibuka dan
ditutup sesuai kebutuhan. Tidak semua panggung dilengkapi layar
Readmore »»

Belajar ber Akting

1. Pelajaran pertama : Konsentrasi
Pemusatan pikiran merupakan latihan yang penting dalam akting,
konsentrasi bertujuan aagar actor dapat mengubah diri menjadi orang lain ,
yaitu peran yang dibawakan . juga berarti aktor mengalami dunia yang lain
dengan memusatkan segenap cita, rasa dan karsanya pada dunia lain itu.
Jadi tidak boleh perhatiannya goyah pada dirinya sendiri dan pada penonton.
Meskipun lakon berjalan, konsentrasi aktor tidak boleh mengendor, juga jika
saat itu tidak kebagian dialog atau gerakan .kesiapan batin untuk mengikuti
jalannya cerita sampai berakhir, memerlukan konsentrasi. Latihan
konsentrasi dapat dilakukan melalui fisik (seperti yoga), latihan intelek atau
kebudayaan(misalnya menghayati musik, puisi,seni lukis) dan latihan sukma
(melatihan kepekaan sukma menanggapi segala macam situasi).2. Pelajaran kedua : Ingatan Emosi.
The transfer of emotion merupakan cara efektif untuk menghayati
suasana emosi peran secara hidup wajar dan nyata. Jika pelaku harus
bersedih , dengan suatu kadar kesedihan tertentu dan menghadirkan emosi
yang serupa, maka kadar kesedihan itu takatannya tidak akan berlebihan,
sehingga tidak terjadi over acting. Banyak peristiwa yang menggoncangkan
emosi secara keras dan hanya aktor yang pernah mengalami goncangan
serupa dapat menampilkan emosi serupa kepada penonton dengan takaran
yang tidak berlebihan.
3. Pelajaran ketiga : Laku Dramatik
Tugas utama aktor menghidupkan atau memperagakan karakter
tokoh yang diperankannya, dan menghidupkan aspek dramatisasi melalui
ekspresi atau mimik wajah melalui dialog, dan pemanfaatan seting
pendukung (misal membanting).
Aktor harus selalu mengingat apa tema pokok dari lakon itu dan dari
perannya, untuk menuju garis dan titik sasaran yang tepat dengan begitu ia
dapat melatih berlaku dramatik
Artinya bertingkah laku dan berbicara bukan sebagai dirinya sendiri, tetapi
sebagai pemeran, untuk itu memang diperlukan penghayatan terhadap tokoh
itu secara mendalam sehingga dapat diadakan adaptasi
4. Pelajaran keempat : Pembangunan watak
Setelah menyadari perannya dan titik sasaran untuk peranannya itu
aktor harus membangun wataknya sehingga sesuai dengan tuntutan lakon.
Pembangunan watak itu didahului dengan menelaah struktur fisik, kemudian
mengidentifikasiannya dan menghidupkan watak itu seperti halnya wataknya
sendiri. Dalam proses terakhir itu diri aktor telah luluh dalam watak peran
yang dibawakannya, atau sebaliknya watak peran itu telah merasuk kedalam
diri sang aktor.5. Pelajaran Kelima : Observasi
Jika ingatan emosi, laku dramatik dan pembangunan watak sulit
dilakukan secara personal, maka perlu diadakan observasi untuk tokoh yang
sama dengan peran yang dibawakan. Untuk memerankan tokoh pengemis
dengan baik , perlu mengadakan observasi terhadap pengemis dengan ciri
fisik, psikis dan sosial yang sesuai .
6. Pelajaran Keenam : Irama
Semua kesenian membutuhkan irama, akting seorang aktor juga
harus diatur iramanya, agar titik sasaran dapat dicapai , agar alur dramatik
dapat mencapai puncak dan penyelesaian. Irama juga memberikan variasi
adegan, sehingga tidak membosankan. Irama permainan ditentukan oleh
konflik yang terjadi dalam setiap adegan.
7. Suara dan Cakapan
Suara dan cakapan adalah dua hal pokok yang harus digarap dengan
nada yang sesuai, karena keduanya sangat menentukan suksesnya
pementasan. Siswa perlu dilatih mengucapkan vocal a, I, u, e, o dengan
mulut terbuka penuh. Mungkin dalam percakapan sehari-hari ini tidak perlu;
akan tetapi di pentas, hal-hal yang sehari-hari perlu diproyeksikan karena
suara diharapkan dapat sampai pada penonton di deretan tempat duduk
paling belakang.
Ada kalanya seorang pemain mampu mengucapkan kata dengan
jelas atau “las-lasan”, tetapi toh dialog yang diucapkannya tidak merangsang
239
pengertian. Jika ini terjadi, maka persoalannya pada apa yang lazim disebut
phrasering technique atau teknik mengucapkan dialog. Kalimat atau dialog
yang panjangharus dipenggal-penggal lebih dahulu, sesuai denga satuansatuan
pikiran yang dikandungnya.
Satu hal lagi yang masih berhubungan dengan latihan vokal ialah
perlunya dipahami adanya nada ucapan. Kata “gila” dapat berarti umpatan
keras, pujian, kekaguman, jika diucapkan dengan nada yang berbeda-beda.
Ini artinya nada ucapan tidak hanya berfungsi untuk menciptakan dinamika,
tetapi juga menciptakan makna.
Pada saat pemain mengucapkan dialog, kata-kata ternyata tidak
diucapkan datar, tetapi terkandung di dalamnya lagu kalimat. Lagu kalimat
itu menyarankan pertanyaan, perintah, kekaguman, kemarahan, kebencian,
kegembiraan, dan sebagainya. Di samping itu, lagu kalimat juga
menyarankan dialek tertentu, misalnya dialek Jawa seperti terdengar dari
lagu kalimat yang diucapkan pemeran dalam drama seri Losmen; dalam film
Naga Bonar terdengar lagu kalimat yang menyarankan dialek Batak.
Readmore »»

Sejarah Teater

Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang
berarti gerak. Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog)
dan gerak-gerik para pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik
itu memperagakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian,
penonton dapat langsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus
membayangkan.
Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis
pengungkapan bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini
didasarkan temuan naskah teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang
hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk
memohon kepada dewa-dewa.Lahirnya adalah bermula dari upacara keagamaan yang dilakukan
para pemuka agama, lambat laun upacara keagamaan ini berkembang,
bukan hanya berupa nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita
yang diucapkan dengan lantang, selanjutnya upacara keagamaan lebih
menonjolkan penceritaan.
Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan,
sedangkan istilah drama merujuk pada pertunjukannya, namun kini
kecenderungan orang untuk menyebut pertunjukan drama dengan istilah
teater.
Readmore »»

PENJIWAAN DALAM MENARI

Penjiwaan dalam menari merupakan kemampuan penari dalam
menghayati dan mengekpresikan karakter peran dan karakter tari, pada
waktu menari. Penjiwaan dalam menari dalam bahasa Jawa disebut
dengan istilah wirasa.
Penjiwaan dalam menari dapat dicapai apabila seseorang dalam
menari melibatkan passion, yaitu melakukan dengan perasaan senang,
bersungguh-sungguh (bersemangat) mencurahkan segala perasaannya
dalam kegiatan menari. Menari dengan hati seperti itu, akan menghasilkan
penghayatan dan ekspresi karakter peran dan karakter tari yang dapat
berkomunikasi dengan penonton.Kemampuan penjiwaan ini merupakan tanda yang tampak dari diri
seseorang sebagai seorang penari yang baik. Koreografi yang indah tidak
akan menjadi indah apabila penarinya tidak memiliki keterampilan teknis,
tidak memiliki kepekaan musikal dan tidak dapat menjiwai tariannya.
Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya peran penari dalam
memperkuat penampilan sebuah tari dan dalam menciptakan keindahan
sebuah tari atau dalam sebuah koreografi.
Penari mempunyai tugas tidak hanya mengkomunikasikan gagasan
dalam tari, namun tugas utamanya adalah memberikan nyawa kepada tari,
melalui bahasa tubuhnya dan melalui ekspresinya, sehingga segala pesan
yang terkandung dalam tari dapat juga dihayati, dipahami dan dapat
diinterpretasikan oleh penontonnya. Untuk sampai kepada kemampuan
penjiwaan dalam menari, ada beberapa kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang penari, yaitu :
1. Memiliki keterampilan teknis gerak , mencakup: kemampuan
menghafal urutan gerak, kemampuan olah tubuh, kemampuan
mentaati gaya tari dan kelenturan.
2. Memiliki kepekaan musikal, yaitu kepekaan dalam
menyelaraskan ritme gerak tubuh dengan ritme musiknya atau
menyelaraskan ritme gerak dengan penari lainnya.
3. Mampu menghayati dan mengekpresikan karakter peran dan
karakter tari.
Di beberapa wilayah budaya di Indonesia kemampuan seorang penari
yang baik, dikenal dengan beberapa istilah. Kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang penari tari gaya Surakarta dan Yogyakarta (Jawa )
dikenal dengan istilah kemampuan wiraga, wirama dan wirasa. Wiraga
adalah keterampilan menari, kaitannya dengan penguasaan teknis gerak,
wirama adalah kepekaan musikal, dan wirasa adalah penjiwaan penari
terhadap karakter peran dan karakter tari.
182
Dalam Bambang (1984) dikemukakan bahwa untuk dapat mencapai wirasa
penari harus melakukan empat hal, yaitu sawiji (konsentrasi), greget
(menyalurkan kekuatan dari dalam / inner dynamic) , sengguh (percaya diri)
dan ora mingkuh (penuh disiplin disertai dedikasi dan loyalitas tinggi).
Menurut I Wayan Dibia ( 2004: 17-18) bagi penari Bali. Seorang penari
muda harus memiliki kemampuan olah fisik dan mempunyai hafalan
terhadap agem, tandang dan tangkis, penari tua harus menguasai wirasa
atau penjiwaan terhadap tarian, sedangkan penari matang (tasak) melalui
kemampuan olah fisik dan olah spirutualnya, dapat mentranformasikan
dirinya ke dalam peran yang dibawakan.
Penjiwaan penari dalam menari merupakan kemampuan tingkat tinggi
bagi seorang penari yang dapat dicapai bila penari telah memiliki
keterampilan teknis menari dan memiliki kepakaan musikal.
Readmore »»

UNSUR KOMPOSISI TARI

Apabila kita melihat sebuah tarian baik jenis tradisional atau non
tradisional, banyak unsur-unsur yang dapat dikenali dan terlihat oleh mata
(visual). Pada dasarnya sebuah tarian tidak hanya terdiri-dari susunan
gerak yang telah mengalami proses stilisasi atau distorsi atau penggarapan
dari aspek tenaga, ruang dan waktu, namun terdapat juga unsur-unsur lain
yang disusun sedemikian rupa hingga menjadi sebuah komposisi yang
disebut dengan tari. Unsur-unsur itu, adalah: desain lantai, desain atas,
desain musik, desain dramatik, tema, tata rias/busana dan tata rambut, serta
tata pentas, disebut dengan unsur komposisi tari .
Dalam jenis tari tradisional yang berasal dari suatu komunitaskomunitasmasyarakat
etnik, unsur-unsur tersebut dibangun dan disusun sesuai
dengan nilai-nilai dan corak tradisional yang mewarnai kehidupan
masyarakatnya, serta sesuai dengan kepentingan-kepentingan ( fungsi tari)
dalam kehidupan masyarakatnya, sehingga pola gerak, rias, busana,
perlengkapan tari, musik, tempat pementasan mencerminkan ciri khas dari
budaya setempat dan adat masyarakat yang memiliki tarian itu.
Sebagai contoh dalam tari tradisional jenis tari rakyat. Desain gerak,
desain lantai, desain atas, tata rias busana, musik, tempat menari
dipersiapkan dan dalam tari itu disusun sedemikian rupa, walaupun
hasilnya terkesan sederhana dan tidak rumit. Biasanya penyelenggaraan
tari untuk tujuan upacara adat, upacara agama atau untuk tujuan ikatan
kebersamaan warga, maka tempat pementasan tari biasanya sesuai dengan
tujuan upacara tersebut. Hal tersebut sangat berbeda dengan tari klasik dan
jenis tari untuk tujuan pertunjukan. Dalam tari klasik pola gerak, desain
lantai, desain atas, tata rias, busana, musik, perlengkapan, pementasan
bahkan tema tarinyapun, disusun berdasarkan pola-pola koreografi yang
lebih artistik, sehingga hasilnya terkesan rumit, taat kepada aturan-aturan
yang harus dipatuhi yang terkait dengan aturan-aturan yang berlaku dalam
tatanan kehidupan orang istana. Sedangkan tari untuk untuk seni
pertunjukan yang merupakan ungkapan individual yang biasanya dalam
proses penciptaannya, lebih banyak memiliki kebebasan dalam
mengekplorasi semua unsur tari, sehingga memungkinkan pada
pencapaian kualitas artistik maupun estetis dari aspek unsur-unsur tari itu
sangat maksimal. Menurut La Mery (1965: 17-108), unsur-unsur komposisi
tari, sebagai berikut:
1. Desain lantai atau floor design adalah garis-garis di lantai yang dilalui
oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari
kelompok. Garis-garis lantai dibentuk dari garis lurus dan garis lengkung.
Garis lurus dapat menghasilkan bentuk garis diagonal, segitiga, sig-sag, V
atau V terbalik, T atau T terbalik, dan garis lengkung dapat menghasilkan
bentuk lingkaran, lengkung setengah lingkaran, spiral, angka delapan dan
sebagainya
179
2. Desain atas atau air desaign
Adalah desain yang dibuat oleh anggota badan, berada di atas lantai.
Desain ini dilihat dari arah penonton. Menurut La Mery (1965: 22-39) ada
bermacam-macam yaitu desain: datar, dalam, vertikal, horisontal, kontras,
murni, statis, lurus, lengkung, bersudut, spiral, tinggi, medium, rendah,
terlukis, lanjutan, tertunda, simetris, dan asimetris.
3. Desain musik
Desain musik adalah pola ritmik dalam sebuah tari. Pola ritmik di
dalam tari timbul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi,
gerakan tari yang sesuai dengan harmoni dan gerakan tari yang
sesuai dengan frase musik.
1. Desain dramatik
Desain dramatik adalah tahap-tahap emosional untuk mencapai
klimaks dalam sebuah tari. Tahap –tahap emosional ini perlu ada dalam
sebuah tari agar tarian itu menjadi manarik dan tidak terkesan monoton.
Melalui tahapan ini penonton akan dapat merasakan perbedaan tari bagian
awal, kemudian semakin naik mencapai suatu puncak yang paling menarik,
yang disebut dengan klimaks, berikutnya penonton merasakan mulai ada
penurusan menuju akhir dari sebuah tarian. Kilmaks merupakan puncak
kekuatan emosional dalam sebuah tari dapat dicapai dengan cara
mempercepat tempo, memperluas jangkauan gerak, menambah jumlah
penari, menanbah dimankika gerak atau justru berhenti sama sekali atau
dengan cara-cara lain yang intinya berbeda dan khas dari bagian tari
sebelumnya dan sesudahnya. Dua jenis desain dalam tari adalah desain
kerucut ganda dan desain kerucut tunggal.
2. Dinamika
Dinamika adalah segala perubahan di dalam tari karena adanya
variasi-variasi di dalam tari tersebut . Dinamika di dalam tari memberikan
kesan bahwa tarian itu menarik, tidak membosankan dan tidak monoton.
Dinamika di dalam tari dapat dicapai karena adanya variasi-variasi dalam
penggunaan tenaga dalam gerak, tempo, tinggi rendah (level), pergantian
posisi penari serta perubahan suasana.
3. Tema
Tema adalah ide persoalan dalam tari. Sumber tema tari dapat dari
imajinasi manusia, harapan dan kehendak manusia, benda-benda disekitar
kita, peristiwa-peristiwa yang pernah atau sedang terjadi, kegiatan kerja,
perilaku binatang, cerita rakyat, cerita kepahlawanan, legenda, dan
sebagainya
4. Tata rias, tata rambut dan tata busana tari
Adalah rias wajah, tata rambut (hairdo) dan busana yang dirancang
dan dipakai khusus oleh penari untuk keperluan pementasan tari. Rias
wajah untuk keperluan pementasan tari dikenal tiga jenis, yaitu: (a) rias
wajah korektif, yaitu rias wajah untuk tujuan memperbaiki bagian-bagian
wajah yang kurang sempurna, (b) rias wajah karakter, yaitu rias untuk tujuan
menggambarkan dan memperjelas karakter tokoh atau karakter tari, dan (c)
rias wajah fantasi, yaitu rias wajah untuk tujuan mewujudkan angan-angan
180
atau imajinasi, misalnya untuk mewujudkan sosok putri bunga, rias wakah
dibuat menyerupai bentuk bunga.
Tata rambut untuk keperluan pementasan tari juga bermacammacam.
Dalam tari tradisional, model tata rambut sesuai dengan adat dan
gaya tata rambut daerah masing-masing, sedangkan tata rambut untuk tari
non trasional biasanya disesuaian dengan konsep tari.
Tata busana untuk keperluan pementasan tari biasanya dirancang
khusus sesuai dengan tema tarinya. Alternatif bahan untuk pembuatan
busana tari bermacam-macam, dapat terbuat dari kain, kertas, plastik,
daun atau apa saja yang ada disekitar kita yang dapat dimanfatkan untuk
bahan busana tari. Dalam tari tradisional pada umumnya desain busana tari
tidak jauh berbeda dengan busana adat setempat. Fungsi busana dalam tari
tradional (klasik bukan hanya untuk keindahan, untuk penutup tubuh, namun
juga untuk memperjelas karakter tokoh dan karakter tari yang sedang
diperankan oleh penari.
5. Tata Pentas
Adalah penataan pentas untuk mendukung pergelaran tari, tata
pentas bukan hanya untuk kepentingan pencapaian efek artistik namun
juga berfungsi untuk membantu penciptaan suasana yang terkait dengan
konsep tari. Di atas pentas biasanya dilengkapi dengan seperangkat bendabenda
dan alat yang berhubungan dengan tari, yang disebut dengan setting.
Pentas yang dipahami dalam pengertian tempat menari dikenal
dengan istilah panggung yang meiliki 2 jenis, yaitu jenis panggung tertutup
dan terbuka. Jenis panggung tertutup disebut dengan prosscenium, cirinya
para penari atau pemain hanya dapat dilihat dari satu arah pandang.
Panggung tertutup berada dalam suatu ruangan yang disebut dengan
auditorium. Panggung terbuka adalah panggung yang berada di tempat
terbuka dan tidak beratap. Bentuknya bermacam-macam, yaitu berbentuk
arena, pendhopo, di halaman Pura, di halaman rumah atau dilapangan.
Ciri panggung terbuka adalah pemain atau penati dapat dilihat dari berbagai
arah pandang.
6. Tata Lampu
Tata lampu adalah seperangkat penataan lampu untuk keperluan
pementasan tari yang fungsinya untuk penerangan, penciptaan suasan atau
untuk memperjelas peristiwa pada suatu adegan. Sumber cahaya untuk
keperluan pementasan tari bermacam-macam, diantaranya berasal dari
obor, lilin dan listrik. Dengan teknologi komputer tata lampu dapat diprogram
dalam hal gelap terang, warna maupun komposisi cahaya sesuai dengan
kebutuhan konsep tari.
7. Tata Suara
Adalah seperangkat alat sumber bunyi untuk tujuan pengaturan musik
untuk iringan tari. Tata suara ini menjadi bagian dari unsur komposisi tari
bila tarian menggunakan musik iringan tari dengan media rekaman, sehingga
tata suara memerlukan pengaturan khusus dari pemutar suara, misalnya dari
alat tape recorder, CD player, MP 3, Synthesizer dan alat pemutar suara
181
lainnya. Namun bila musik iringan tari menggunakan alat musik yang
langusng dimainkan, pengaturan tata suara menjadi tidak begitu penting.
Readmore »»

UNSUR POKOK TARI

GERAK
Kebanyakan manusia dalam kehidupannya sangat mengharap
terjadinya perubahan. Gerak dalam aktivitas manusia menjadi bagian
penting dari manusia yang masih hidup, dinamis, dan sangat mennghayati
dinamika terutama hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam berbagai peristiwa, manusia hidup berkembang dan bergerak.
Perubahan atas perkembangan dan gerakan yang terjadi sebagai dinamika
manusia menjadi inti adanya perubahan yang diharapkan. Dengan itu
manusia merancang dan mendesain sedemikian rupa untuk perkembangan
dan perubahan yang diinginkan. Faktor keberuntungan dan kehendak yang
kuasa segala yang diinginkan perkembangan dan perubahan atas manusia
menjadi pasrah.Gerak dalam kehidupan sehari-hari manusia yang kurang menghayati
kehidupan banyak diabaikan. Akan tetapi untuk yang menghayati dinamisasi
gerak menjadi obyek yang banyak dipelajari dan dimaknai agar menjadi
segala sesuatu yang berguna bagi diri maupun masyarakat lain, termasuk
dalam hal ini adalah tari.
Elemen pokok tari adalah gerak. Rudolf Laban pakar tari kreatif
menyatakan bahwa gerak merupakan fungsional dari Body ( gerak bagian
kepala, kaki, tangan, badan), space (ruang gerak yang terdiri dari level, jarak,
atau tingkatan gerak), time (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan
sikap, posisi, dan kedudukan), dinamyc (kualitas gerak menyangkut kuat,
lemah, elastis dan penekanan gerakan ).
162
Berpijak kepada pendapat di atas, tari terdiri dari unsur gerak sebagai
unsur utama, ruang, waktu, dan tenaga. Fungsi gerak yang dihasilkan oleh
tubuh manusia pada dasarnya dapat dibedakan menjadi gerak keseharian,
olah raga, gerak bermain, bekerja, dan gerak sehari-hari. Pada khususnya,
tari lebih menekankan kepada gerak untuk berkesenian, di mana gerak dalam
tari merupakan gerak yang sudah distilisasi atau distorsi.
Gerakan bersifat lembut dan mengalir, serta terputus-putus dan tegas
merupakan pola gerak yang menjadi ciri pembeda antara gerakan tari putra
dan tari putri. Gerakan yang berada diantara gerakan berciri stakato atau
patah-patah dan mbanyu mili, disebut gerak tari tengahan, biasanya
dilakukan untuk jenis karakter herak tari tengahan atau alusan. Uraian ciri
gerak ini sering dilihat pada jenis tari yang berasal dari daerah jawa(tari
Surakarta dan tari Yogyakarta).
Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi, ruang dalam tari
mencakup semua gerak yang diungkapkan oleh seorang penari terbentuk
melalui perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat dan ruang gerak
penari itu sendiri.
Ruang bersentuhan langsung dengan penari. Ruang gerak penari
merupakan batas paling jauh yang dapat dijangkau penari. Di sisi lain,
ruang menjadi salah satu bentuk dari imajinasi penari dalam mengolah
170
ruang gerak menjadi bagian yang berpindah tempat, posisi dan
kedudukan.Ruang gerak penari tercipta melalui desain. Disain adalah
gambaran yang jelas dan masuk akal tentang bentuk/wujud ruang secara
utuh. Bentuk ruang gerak penari digambarkan secara bermakna ke
dalam; desain atas dan disain lantai (La Meri: 1979: 12). Ruang gerak tari
diberi makna melalui garis lintasan penari dalam ruang yang dilewati
penari.
Kebutuhan ruang gerak penari berbeda-beda. Jangkauan gerak
yang dimiliki oleh setiap gerakan sesungguhnya juga dapat membedakan
jangkauan gerak penari secara jelas. Bentuk dan ruang gerak yang
dimiliki oleh penari membutuhkan jangkauan gerak, berhubungan dengan
kebutuhan, dan kesanggupan penari dalam melakukan gerakan. Dengan
demikian gerakan penari sesuai pengarahan koreografer. Dalam
mendesain ruang gerak penari, koreografer menyesuaikan, bagaimana
penari bergerak dan dapat mencapai desain yang sesuai dengan
kebutuhan gerakan. Penari membutuhkan sensitivitas rangsang gerak
sebagai bentuk ekspresi keindahan gerak yang dilakukan.
Kebutuhan ekspresi gerak oleh penari berhubungan dengan
kemampuan penari menginterpretasikan kemauan koreografer dalam
melakukan gerakan yang diberikan. Dengan demikian terjadi sinkronisasi
kemauan koreografer dalam mendisain gerak dengan kepekaan penari
dalam menafsirkan gerakan melalui peta ruang.
Penari tidak semata-mata memerlukan ruang gerak yang lebar
saja. Kebutuhan ruang gerak yang sempit, juga menjadi bagian
penerjemahan ruang gerak tari oleh penari. Ruang gerak penari menjadi
alat yang ampuh dalam menciptakan disaian tentang ruang oleh penari
maupun koreografer.
Ruang gerak penari dengan jangkauan gerak luas membutuhkan
teknik dan karakterisasi gerak yang dalam oleh penari. Kebutuhan teknik
gerak yang harus dilakukan penari adalah bagaimana penari mengawali
dan mengakhiri gerakan, dan dasar teknik gerak seperti apa penari harus
menuntaskan harapan geraknya.
Penari dalam mengekspresikan jangkauan gerak membutuhkan
ekspresi gerak yang sepadan dengan jangkauan geraknya. Ekuivalen
gerak dan jangkauan gerak menjadi tuntutan koreografer dalam
menciptakan ruang gerak penari serta penghayatan yang diperlukan
penari dalam mencapai tujuan gerakan tersebut.Dinamika tari terwujud melalui cepat-lambat gerakan dilakukan
oleh penari. Unsur dinamika ini membutuhkan waktu gerak. Apabila
penari bergerak bagian tubuh yang berpindah tempat, berubah posisi,
serta pindah kedudukan. Hal tersebut membutuhkan waktu. Perubahan
gerak ekuivalen dengan kebutuhan waktu, cepat-lambat, panjang-pendek,
dan banyak-sedikit gerakan dilakukan butuh waktu.
Tempo gerakan merupakan panjang-pendek, cepat-lama gerakan
dilakukan. Waktu dalam tari dimensi dari tempo gerak. Tempo gerak
dapat membangun imej tari secara keseluruhan dalam bentuk garapan
tari atau koreografi tari.
Pengolahan ruang gerak dan tenaga yang disalurkan melalui motif
gerak penari di bawah ini adalah memanfaatkan tercapainya gerakan spilt
atau slidding dan sircle atau putaran.
Tenaga
Gerak tari yang diperagakan menunjukan intensitas gerak yang
dapat menjadi salah satu indikasi. Tenaga yang diwujudkan oleh gerakan
berhubungan dengan kualitas gerak. Hal ini dapat tercermin pada tenaga
yang disalurkan oleh penghasil gerak dalam mengisi gerak menjadi
dinamis, berkekuatan, berisi, dan menjadi anti klimak dari tensi dan
relaksasi gerak secara keseluruhan.
Ekspresi
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengekspresikan diri
bergantung pada situasi psikologis yang bersangkutan dalam menghadapi
berbagai masalah. Ekspresi diri manusia secara umum berbeda dengan
ungkapan ekspresi di dalam tari. Perbedaan yang ada bahwa ekspresi tari
semua yang berhubungan dengan perubahan psikologis, pembawaan suatu
karakter, memiliki keterbatasan pada cara mengungkapkannya. Sebagai
ilustrasi bahwa, marah dalam kehidupan sehari-hari dapat diekspresikan
dengan berbagai cara dan kepekaan diri di dalam melakukan luapan. Dalam
tari semua ungkapan yang diperagakan harus distilisasi/didistorsi, sehingga
wujud ungkapannya menjadi berbeda. Di sinilah letak pembeda dari cara
penghayatan sebuah ungkapan ekspresi diri dan penghayatan karakter
dalam seni maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh
ke dalam aktivitas pengalaman seseorang, selanjutnya dikomunikasikan pada
penonton/pengamat menjadi bentuk gerakan jiwa, kehendak,
emosi atas penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian daya
penggerak diri penari ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget
(dorongan perasaan, desakan jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang
terkendali).
Iringan Tari
Iringan dan tari adalah pasangan yang serasi dalam membentuk
kesan sebuah tarian. Keduanya seiring dan sejalan, sehingga hubungannya
sangat erat dan dapat membantu gerak lebih teratur dan ritmis.
Musik yang dinamis dapat menggugah suasana, sehingga mampu
membuat penonton memperoleh sentuhan rasa atau pesan tari sehingga
komunikatif. Musik dalam tari memberi keselarasan, keserasian,
keseimbangan yang terpadu melalui alunan keras-lembut, cepat-lambat
melodi lagu. Pada dasarnya tari membutuhkan iringan sebagai pengatur
gerak
Readmore »»

Musik Klasik

Christine Ammer berpendapat, musik klasik adalah musik yang serius.
Scholes mempertegas bahwa, musik klasik adalah musik pada akhir abad
XVI-XVIII. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa, musik klasik digunakan sebagai
label bagi musik yang permanen atau tidak berubah-ubah dan mempunyai
nilai konstan. Ditekankan lagi oleh Rieman; musik klasik adalah hasil karya
seni yang telah terbukti abadi.
Karakter Musik Klasik
Menurut Ammer, musik klasik adalah musik yang anggun, berkesan formal,
mempunyai aturan, yang dimaksud adalah musik klasik tidak dapat
dimainkan sekehendak hati pemainnya, setiap bagian harus dimainkan
sesuai aslinya dan diikuti secara mendetail.2.3.1 Periode musik klasik
1. Zaman Pertengahan
2. Zaman Renaisance
3. Zaman Barok
4. Zaman Rokoko (pra Klasik)
5. Zaman Klasik
6. Zaman Romantik
7. Abad 20
2.3.1.1 Pertengahan 1300
Gregorion Chant : Acapela
Organum : Tradisional
1500 The Notre Dame Mass : Monofonik, paduan suara, sejenis suara
(1 suara)
Bu
30
2.3.1.2. Zaman Renaisance (1450 – 1600)
Pada zaman ini vokal lebih dipentingkan daripada instrumen,
sehingga komposer lebih memperhatikan syair untuk meningkatkan kualitas
syair dan emosi lagu.
Ciri khas musik “renaissance” adalah, Acappella bernyanyi tanpa diiringi
instrumen dengan teknik dan harmonisasi yang bagus.
�� Choral music yang bertipe 4,5,6 suara
�� Polyphonic (banyak suara) contohnya menyanyi dalam kelompok
dengan melodi beragam dalam satu kesatuan
�� Texturenya Homophonic dengan rentetan akor
�� Wilayah nada lebih dari 4 oktaf
Musik Ibadah : Josquin des Prez (vokal)
Kemudian dibakukan Molet
Komonis : Palestina; Pope Marcellus Mass
Thomas Morley
Instrumen Andrea Gabrieli: Karyanya Ricercar in Twelth Mode
2.3.1.3. Zaman Barok (1600 – 1750)
Karakteristik musik
Bas Kontinuo adalah suatu ciri khas musik Barok pada awal sampai
akhir masa itu, kontinuo lengkap dengan bas berangka.
Tekstur musiknya yang polifonik harmonik, suara-suara yang terpenting
dalam musik Barok adalah sopran dan bas. Bas merupakan dasar dari
semua akor, suara bas dimainkan dengan alat musik melodik, seperti viol
atau cello dengan akor-akor, bas atau iringan disuarakan oleh instrumen
harpa, harpsichord atau orgel pipa.
�� Munculnya ornamen (not hias)
�� Mempelopori dinamik yang berangsur-angsur dari lembut sekali
sampai lembutnya sedang yang disimbolkan (ppp – mp)
�� Lahirnya opera dan orkestra.
Komponis : - Antonio vivaldi
- Johan Sebastian Bach
- George Frideric Handel
Musik Bach
Musik Bach adalah paling unik, komposisi Bach bertekstur polyfonik.
Yang dimaksud tesktur adalah rajutan musikal atau cara menjalin alur melodi
yang terbagi monofonik, polifonik dan homofonik.
Komposisi Bach yang bertekstur polifonik artinya adalah masingmasing
suara gerakan melodinya mandiri, lebih dari satu suara maksimal 2
atau 3 suara untuk instrumen dan vokal untuk solo performance, bukan
sebagai pengiring.
Teknik untuk membuat polifonik disebut Kontrapung, contohnya canon
dan fuga (bersahut-sahutan dan suara imitasi).
31
Canon : Komposisi vokal ataupun instrumen yang suara imitasinya dalam
Tonika, contoh sebagai berikut :
J.S. Bach: - Karyanya Brandenburg Concerto No. 1-6
- Opera Claudio Monteverdi Orteo
- Sonata Barok Vivaldi : The Four Season2.3.1.5. Zaman Klasik (1750 – 1820)
Komposisi instrumen periode klasik terdiri dari beberapa bagian yang
kontras dari tempo dan karakter.
Karakteristik gaya musik klasik :
Kontras di tema, perubahan nuansa dalam dinamik dengan gaya
berangsur-angsur dari lembut berangsur-angsur keras kemudian melambat
lagi ataupun dari keras tiba-tiba menjadi lembut, ungkapan ekspresi begitu
pula pada pola ritme, penggunaan tanda istirahat, sinkop, perubahan not
panjang ke not pendek.
Teksturnya homofonik, komposisinya bukan untuk sebagai pengiring,
tetapi untuk permainan solo, kontras pada ritme misal dari melodi dan iringan
sederhana, kemudian berubah menjadi komposisi yang sulit pada bagian
berikutnya.
Dinamik : munculnya crescendo dan decresendo.
Berakhirnya komposisi bas continue.Bentuk Komposisi Musik Klasik
Karya musik yang terdiri atas empat bagian satu kesatuan yang utuh,
masing-masing dirancang dalam rangkaian tempo cepat, lambat kemudian
nuansa tempo seperti musik dansa, kembali lagi ke bagian 1 dengan tempo
cepat sebagai penutup.
Bentuk Musik Klasik
1. Fast movement
2. Slow movement
3. Dance related movement
4. Fast movement
KOMPONIS ZAMAN KLASIK
Opera Mozart Dun Giovanni
W.A. Mozart : Simfoni No. 40 in G minor K 550
J. Haydn Simfoni No. 103 in Es Mayor (Drum Roll)
LV. Beethoven : 9 simfoni, yang terkenal yang bernomor ganjil2.3.1.6. Zaman Romantik (1820 – 1900)
Musik pada zaman ini menggambarkan nasionalisme , lebih universal, pada
komposisi orkestra terdapat tambahan pemakaian cymbal, triangle dan
harpa.
Piano merupakan pentatonik terfavorit pada zaman pentatonik dan mulai
menjadi musik keluarga
Ciri khas musiknya
Chromatik
Dinamik yang ekstrim ff x pp
ff artinya nada dimainkan keras sekali, kemudian pp, nada dimainkan
lembut sekali yang dilambangkan pp.
Accelerando ritardando
Kebebasan tempo dapat diatur oleh sipemain sendiri, guna penyajian
ekspresi.
Claude Debussy : karya-karyanya adalah Atonal yakni akhir lagu tidak
kembali ke tonik, Debussy gaya musiknya memadu
modus gereja dan pentatonik musik Jawa, Debussy
pernah menyaksikan permainan gamelan Jawa,
sehingga mengadopsi musik Jawa ke dalam karya
musiknyaRomantik
(Awal Romantik)
Schubert : Simfoni No. 8 unvinished in b minor
Franst List : Concerto No. 1 Piano dan orkestra in Es Mayor
(Akhir Romantik)
P.I. Tchaikovsky karyanya karyanya Piano Concerto No. 1 in Bes mayor
J. Brahms, Simfoni No. 1-4
Impresionisme
C Debussy : Prelude to The Afternoon of a Faun
Maurice Rafel : Bolero
Readmore »»

Mengaransemen Lagu Menjadi Bentuk Musik Vokal Empat Suara.

Sebuah melodi lagu dapat kita aransemen menjadi format empat suara. Begitu juga dengan melodi lagu yang terdapat dalam musik non tradisi. Pada bab II di atas kita telah mencoba membuat aransemen lagu tradisional menjadi format dua suara, pada bab ini kita akan membuat suatu aransemen musik vokal yang lebih luas yaitu membuat sebuah melodi lagu menjadi format vokal empat suara.
Format vokal empat suara adalah format vokalyang didalamnya ada empat suara atau melodi yang berbeda. Dalam format empat suara terdapat suara 1, suara 2, suara, 3 dan suara empat.Berikut ini adalah penjelasan mengenai ke empat suara tersebut :
a.Suara 1
Suara 1 bertugas memainkan melodi utama dalam sebuah lagu. Suara 1 biasanya adalah suara tertinggi dalam format empat suara.
b.Suara 2
Suara 2 seperti telah dijelaskan dalam bab II yaitu bertugas memainkan melodi kedua yang berbeda dengan melodi utama. Biasanya suara 2 .
c.Suara 3
Fungsi dari suara 3 pada dasarnya adalah untuk melengkapi harmoni akor yang terdapat dalam sebuah lagu.
d.Suara 4
Suara 4 adalah suara bass dari sebuah lagu, setiap ada pergerakan akor maka suara 4 akan selalu mengikuti pergerakan akor tersebut. Suara 4 merupakan suara terendah dalam format 4 suara.
Ada berbagai cara untuk membuat melodi utama menjadi format vokal empat suara. Berikut ini adalah beberapa teknik yang menunjang untuk melakukan aransemen tersebut :
1. Pembagian Suara Manusia
Suara manusia dapat dikelompokkan berdasarkan usia , yaitu suara anak – anak dan suara manusia dewasa. Pengelompokkan suara anak – anak hanya dibedakan menjadi dua suara yaitu suara tinggi dan suara rendah. Sedangkan suara manusia dewasa dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin. yaitu :
# Suara Wanita : a. tinggi = Sopran
b. sedang = Mezzosopran
c. rendah = Alto
# Suara Pria : a. tinggi = Tenor
b. sedang = Bariton
c. rendah = Bass
Dalam format 4 suara biasanya pembagian suara yang digunakan adalah sebagai berikut :
# Suara 1 = Sopran
# Suara 2 = Alto
# Suara 3 = Tenor
# Suara 4 = Bass
Suara Sopran dan Alto merupakan suara wanita, dan suara Tenor dan Bass merupakan suar pria. Jadi, dalam format empat suara terdapat 2 orang wanita dan 2 orang pria.

2. Harmoni Suara
Harmoni atau paduan nada merupakan gabungan dua nada atau lebih yang berbeda tingginya dan dibunyikan serentak. Ilmu harmoni sangat penting untuk menujang ilmu aransemen karena jika kita menguasai harmoni dan akor maka kita akan mudah untuk membuat format vokal 4 suara.
Jika dalam sebuah melodi kita sudah dapat menentukan akor yang akan digunakan maka kita tinggal memindah nada – nada yang terdapat dalam akor tersebut ke dalam suara 2, 3 dan 4. Sebagai contoh, jika akor yang digunakan adalah akor C mayor maka kita dapat memberikan nada C pada suara 4, nada E pada suara 3, dan nada G pada suara 2. Karena nada – nada yang terdapat dalam akor C mayor adalah C – E –G.

3. Progresi Akor
Telah disebutkan di atas bahwa progresi akor adalah pergerakan akor yang terjadi dalam sebuah lagu. Jika kita telah mengetahui pergerakan / perpindahan akor dalam sebuah lagu, maka kita tingggal memecah nada dalam akor tersebut kemudian dipindahkan ke suara 2, 3, atau 4 dan suara 1 membawakan melodi lagu tersebut.
Readmore »»

Penyajian musik vocal dan musik instrumental

Bentuk penyajian musik ini merupakan gabungan dari penyajian musik vocal dan musik instrumental, sehingga dalam penyajiannya terdapat musik vocal dan musik instrumental. Contoh dari bentuk penyajian musik vokal dan instrumental ialah Band dan keroncong.# Band
Adalah bentuk penyajian musik yang merupakan campuran dari musik instrumental dan musik vocal karena dalam sebuah band terdapat beberapa alat musik seperti gitar, gitar bass, drum, keyboard, dan juga terdapat seorang penyanyi atau lebih.
# Keroncong
Hampir sama denga band, keroncong juga merupakan bentuk penyajian musik yang merupakan campuran dari musik instrumental dan musik vocal. Perbedaannya terletak pada musik yang dimainkan.
Readmore »»

Penyajian musik instrumental

Penyajian musik dalam bentuk instrumental ialah penyajian musik yang hanya menggunakan alat-alat musik tanpa adanya penyanyi di dalam penyajiannya. Bentuk musik instrumental dapat berupa Ansamble dan Orkestra.
# Ansamble
Ansamble adalah bentuk penyajian musik instrumental yang dilakukan oleh beberapa instrument yang main secara bersama-sama dengan format yang tidak terlalu besar.
# Orkestra
Orkestra merupakan bentuk penyajian musik instrumental dengan format yang besar dengan menggunakan alat musik yang beragam. Alat musik yang digunakan dalam sebuah orkestra meliputi alat musik gesek ( biola, cello, contra bass ), Alat musik tiup ( Flute, oboe, clarinet, trombone, terompet, horn, dan lain-lain), alat musik petik ( gitar, harpa ), dan alat musik pukul ( timpani, marimba, drum ).
Readmore »»

Penyajian musik vocal

Musik Vokal adalah musik yang dalam penyajiannya mengandalkan vokal atau suara manusia. Bentuk musik vokal bermacam –macam, diantaranya adalah bentuk vocal tunggal atau solo vokal , duet vokal, trio vokal, kwartet vokal, Vokal grup, hingga dalam bentuk paduan suara.
# Solo vokal
Adalah bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan hanya oleh satu orang penyanyi.
# Duet
Adalah bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan oleh dua orang penyanyi yang biasanya menggunakan dua melodi suara yang berbeda.
# Trio
Adalah bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan oleh tiga orang penyanyi yang masing-masing sura / melodinya berbeda satu dengan lainnya.
# Kwartet
Adalah bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan oleh empat orang penyayi yang melodinya berbeda.
# Vokal grup
Adalah bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan paling sedikit empat orang yang dengan harmoni empat suara dengan diiringi oleh alat musik pengiring. Alat musik pengiring tersebut dapat berupa piano maupun gitar.
# Paduan Suara
Adalah bentuk terbesar dari penyajian musik vokal karena dapat dilakukan oleh minimal 15 orang yang biasanya dibagi menjadi empat suara.
Readmore »»

Berkreasi melalui Aransemen Musik Tradisi Dengan Menggunakan Media Suara Manusia

Suara manusia atau sering disebut vokal dapat digunakan sebagai salah satu media dalam mengaransemen musik daerah. Kita dapat berkreasi hanya melalui media vokal untuk membuat sesuatu yang baru dari musik daerah yang akan kita aransemen. Ada berbagai teknik untuk membuat aransemen dengan media vocal. Diantaranya adalah :
* Membuat suara kedua
Suara kedua dapat disebut juga melodi kedua yang lahir dari melodi utama. Setiap lagu pasti memiliki melodi utama seperti contoh lagu di tugas 4. Cara untuk membuat melodi kedua dapat dilakukan dengan cara memberikan interval tersts, kwart, atau kwint. dari melodi utama.
Untuk membuat melodi kedua anda dapat memilih keempat interval di bawah yang menurut and paling cocok untuk mengisi melodi kedua yang akan anda buat. Berikut ini adalah gambaran mengenai keempat interval tersebut :

1______2_____3 = Jarak interval terts naik
Prime Secondo Terts

6______7______1> = Jarak interval terts turun
Terts Secondo Prime

1______2______3______4 = Jarak Interval Kwart Naik
Prime Secondo Terts Kwart

5______6______7______1> = Jarak Interval Kwart Turun
Kwart Terts Secondo Prime

1____2_____3_____4___5 = Jarak Interval Kwint Naik
Prime SecondoTerts Kwarts Kwint
Readmore »»

Pengertian Dan Unsur Aransemen.

Aransemen dalam musik adalah menata dan memperkaya sebuah komposisi musik, melodi, atau lagu menjadi suatu gaya atau format yang baru dengan sentuhan kreatif pelaku aransemen (arranger). Media yang digunakan dalam membuat aransemen bermacam-macam, dapat berupa alat musik tunggal, band, paduan suara, hingga orkesrtra..
Teori – teori musik yang harus diketahui untuk menunjang aransemen:
* Melodi
Melodi adalah rangkaian nada yang terdengar indah dan memiliki irama yang diatur sedemikian rupa oleh pencipta melodi tersebut. Melodi mempunyai peranan yang sangat penting. Jika dalam suat lagu / musik tidak ada melodi hanya irama saja maka akan terdengar hambar.
* Nada
Nada adalah bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi yang bergetar dan memiliki frekuensi yang teratur. Frekuensi dapat diukur dengan menghitung jumlah getaran dalam satu detik.

* Tinggi rendahnya nada ( pitch )
Tinggi atau rendahnya suatu nada dipengaruhi oleh banyaknya frekuensi yang dihasilkan dalam satu detik. Semakin banyak frekuensi maka akan semakin tinggi nada yang dihasilkan pula, begitu juga sebaliknya.

* Interval
Interval adalah jarak satu nada ke nada lain. Setiap interval / jarak mempunyai nama dan arti tersendiri. Berikut ini adalah nama interval beserta jarak intervalnya :
1 – 1 : Interval prime
1 – 2 : Interval secondo
1 – 3 : Interval terts
1 – 4 : Interval kwart
1 – 5 : Interval kwint
1 – 6 : Interval sekst
1 – 7 : Interval septim
1 – 1> : Interval oktaf
Contoh :
1______2_____3_____4_____5_____6_____7____1< Prime Secondo Terts Kwart Kwint Sekst Septim Oktaf

* Harmoni dan Akor
Harmoni adalah paduan dari dua nada atau lebih yang tinggi rendahnya berbeda yang dibunyikan secara bersama-sama. Harmoni mempunyai peranan untuk menghidupkan melodi utama sehingga terdengar meriah. Harmoni juga berfungsi sebagai pengiring melodi.
Akor adalah gabungan tiga nada atau lebih yang mempunyai jarak tertentu. Akor juga sering disebut dengan sebutan kunci. Jarak antar nada inilah yang membedakan antara akor satu dan akor lainnya. Akor ada banyak sekali jenisnya, yang paling dikenal adalah akor mayor, minor, dan Dominant 7.
Akor-akor yang digunakan dalam musik tradisi hampir semuanya sama dengan akor-akor yang digunakan pada musik modern yaitu akor mayor, akor minor dan Dominant 7. Ada beberapa musik daerah yang harmonisasinya berbeda dengan harmonisasi musik modern, salah satunya adalah musik gamelan. Gamelan memiliki tangga nada yang berbeda dari tangga nada diatonis, hal inilah yang membuat harmoni dalam musik gamelan berbeda dengan musik modern

* Pulsa / Ketukan
Pulsa disini bukanlah pulsa yang biasa digunakan kita dalam berkomunikasi, pulsa disini mengandung pengertian rangkaian ketukan yang berulang-ulang secara teratur seperti detik jam yang berputar. Kecepatan pulsa ditentukan oleh tempo yang digunakan. Semakin cepat tempo yang digunakan maka akan semakin cepat pula ketukan / pulsa yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya, semakin lambat tempo yang dimainkan maka akan semakin lambat pulsa yang dihasilkan. Dari penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tempo adalah kecepatan gerak ketukan / pulsa.
Seiring dengan kemajuan teknologi, kini tempo dapat diukur dengan menggunakan alat yang bernama metronome yang pertama kali ditemukan oleh Maelzel. Kecepatan tempo dalam metronome dapat diatur sesuai dengan keinginan kita. Kecepatan dalam metronome diatur dengan angka mulai dari 40 – 200. Semakin tinggi angka yang diatur maka semakin cepat tempo yang dihasilkan.

* Tempo
Tempo ialah kecepatan ketukan yang ada dalam sebuah lagu. Istilah-istilah untuk menunjukkan tempo suatu lagu biasanya dituliskan menggunakan bahasa Italia. Istilah-istilah tersebut antara lain :
Largo : Sangat lambat
Adagio : Lambat
Andante : Seperti orang berjalan
Moderato : Sedang
Allegretto : Agak cepat
Allegro : Cepat
Presto : Sangat cepat
Accel. : Makin cepat
Rit. : Makin lambat
a tempo : Kembali ke tempo semula
pocco a poco : Sedikit demi sedikit
Fermata ( $$ ) : Ditahan

* Dinamik
Yaitu tanda untuk menyatakan keras atau lembutnya nada yang dimainkan serta tanda untuk menyatakan dengan bagaimana lagu tersebut dimainkan. Istilah-istilah yang digunakan untuk mengungkapkan dinamik antara lain :

ff ( fortississimo) : Sangat keras
f ( Forte) : Keras
mf ( mezzo-forte) : Agak keras
mp ( mezzo-piano) : Agak lembut
p ( piano ) : Lembut
pp ( pianissimo ) : Sangat lembut
cresc. (crescendo) : Makin lama makin keras
decrescendo : Makin lama makin lembut


Istilah-istilah untuk menyatakan dengan bagaimana lagu tersebut dimainkan :

Dolce : Manis
Con brio : Dengan berapi-api
Grazioso : Manis, penuh keindahan
Con grazia : Anggun
Espresifo : Ekspresif
Spiritoso : Dengan bersemangat
Staccato : dimainkan pendek, tersentak-sentak

* Warna Suara
Setiap alat musik mempunyai warna dan karakter suara yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh perbedaan bahan sumber suara / bunyi sehingga bunyi yang dihasilkan akan mempunyai warna yang berbeda. Selain itu, hal yang membuat warna suara menjadi berbeda adalah teknik produksi nada yang digunakan.
Macam-macam alat musik berdasarkan bahan sumber bunyi yang digunakan :
a. Alat musik dari bahan kayu
Kayu adalah bahan pembuat alat musik yang paling banyak digunakan. Karakter suara yang dihasilkan dari bahan kayu adalah karakter suara yang halus dan lembut sehingga banyak orang membuat alat musik dari bahan kayu selain bahan bakunya yang mudah di cari dan kecil resiko untuk kehilangan bahan baku ini. Contoh alat musik dari bahan dasar kayu banyak selaki, diantaranya adalah : gitar, biola, kecapi, gambang, dan lain lain
b. Alat musik dari bahan bambu
Kayu dan bambu disini dibedakan karena karakter suara yang dihasilkanpun cukup berbeda. Bambu mempunyai karakter suara yang lebih khas jika dibandingkan dengan kayu. Alat-alat musik yang bahan dsarnya dari bambu adalah suling, angklung.
c. Alat musik dari bahan dasar logam
Logam merupakan sesuatu yang bersifat keras dan padat. Hal tersebut menyebabkan karakter suara alat musik yang dihasilkan dari bahan dasar logam adalah karakter suara yang kuat, kasar, dan keras. Contoh alat musik yang berbahan dasar logam ialah Saron, Gong, Glockenspiel, triangle, kenong, bonang, dan lainnya.

* Birama
Birama adalah suatu garis vertical { | } yang dituliskan untuk membatasi jumlah ketukan / pulsa , ketukan ini berjalan secara baerulang-ulang dan teratur sesuai dengan tempo yang digunakan. Birama ada beberapa macam, berikut ini adalah beberapa contoh macam-macam birama :
1. Birama 2/4
Dalam satu birama terdapat 2 ketukan, Contoh :
| 1 2 | 1 2 | 1 2 | 1 2 }
2. Birama 3/4
Dalam satu birama terdapat 3 ketukan, Contoh :
| 1 2 3 | 1 2 3 | 1 2 3 | 1 2 3 }
3. Birama 4/4
Dalam satu birama terdapat 4 ketukan, Contoh :
| 1 2 3 4 | 1 2 3 4 | 1 2 3 4 | 1 2 3 4 }
Untuk menutup birama jika lagu sudah selesai digunakan tanda { } } seperti contoh-contoh di atas.
Birama gantung adalah birama pada permulaan sebuah lagu yang jumlah nilai not yang tidak lengkap jika dihitung dengan tanda biramanya. Jika ada birama gantung pada sebuah lagu maka nila nada pada birama terakhir lagu juga tidak lengkap karena nilai nada yang tidak lengkap tersebut sudah digunakan pada awal lagu. Contoh:
Melodi ini menggunakan tanda birama 2/4 :

1 | 1 2 | 3 4 | 3 2 | 1 }
Not 5 di atas hanya bernilai 1 ketuk yang seharusnya adalah 2 ketuk, begitu pula pada not trerakhir yang hanya bernilai 1 ketuk, inilah yang disebut dengan birama gantung.
* Sistem penulian notasi angka
Berikut ini adalah beberapa ketentuan penulisan notasi angka :
a. Penulisan notasinya menggunakan angka 1 sampai 7. Contoh :
1 2 3 4 5 6 7 1>
b. Untuk membedakan oktaf tinggi dan oktaf rendah digunakan tanda titik ( . ) dibawah angka untuk oktaf yang lebih rendah dan tanda titik di atas angka untuk oktaf yang lebih tinggi. Contoh :
1< 2< 3< 4< 5< 6< 7< 1 2 3 4 5 6 7 1> 2> 3> 4> 5> 6> 7> 1>>
c. Untuk memperpanjang nilai nada dalam notasi angka adalah dengan menuliskan tanda titik ( . ) pada ketukan selanjutnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah contoh penulisan nilai-nilai nada dalam notasi angka adalah sebagai berikut :
| 1 . . . } = Not 1 disamping bernilai 4 ketukan.
| 1 . . } = Not 1 disamping bernilai 3 ketukan.
| 1 . 1 . } = Not 1 disamping bernilai 2 ketukan.
| 1 1 1 1 } = Not 1 disamping bernilai 1 ketukan.
| -¬¬-¬-11 11 11 11 } = Not 1 disamping bernilai ½ ketukan.
| 1111 1111 111 1111 } = Not 1 disamping bernilai 1/4 ketukan.
d. Untuk menghubungkan nada yang nilainya diperpanjang hingga birama selanjutnya digunakan lengkung legato. Contohnya :
| 1 2 3 4 | 4 3 2 1 }
Nada 4 disini diperpanjang pada birama selanjutnya dengan menggunakan lengkung legato sehingga nilainya menjadi dua ketuk.
e. Untuk menaikkan ½ nada dapat dilakukan dengan cara memberi tanda ( / ) pada not yang akan dinaikkan. Contoh :
| 1 2 3 4/ | 5 . . . } = Not 4 disamping dinaikan setengah.
f. Untuk menurunkan nada ½ digunakan tanda ( \ ) pada not yang akan diturunkan. Contoh :
| 1 7 6 5\ | 6 . . . }
Readmore »»