Minggu, 06 Juni 2010

UNSUR KOMPOSISI TARI

Apabila kita melihat sebuah tarian baik jenis tradisional atau non
tradisional, banyak unsur-unsur yang dapat dikenali dan terlihat oleh mata
(visual). Pada dasarnya sebuah tarian tidak hanya terdiri-dari susunan
gerak yang telah mengalami proses stilisasi atau distorsi atau penggarapan
dari aspek tenaga, ruang dan waktu, namun terdapat juga unsur-unsur lain
yang disusun sedemikian rupa hingga menjadi sebuah komposisi yang
disebut dengan tari. Unsur-unsur itu, adalah: desain lantai, desain atas,
desain musik, desain dramatik, tema, tata rias/busana dan tata rambut, serta
tata pentas, disebut dengan unsur komposisi tari .
Dalam jenis tari tradisional yang berasal dari suatu komunitaskomunitasmasyarakat
etnik, unsur-unsur tersebut dibangun dan disusun sesuai
dengan nilai-nilai dan corak tradisional yang mewarnai kehidupan
masyarakatnya, serta sesuai dengan kepentingan-kepentingan ( fungsi tari)
dalam kehidupan masyarakatnya, sehingga pola gerak, rias, busana,
perlengkapan tari, musik, tempat pementasan mencerminkan ciri khas dari
budaya setempat dan adat masyarakat yang memiliki tarian itu.
Sebagai contoh dalam tari tradisional jenis tari rakyat. Desain gerak,
desain lantai, desain atas, tata rias busana, musik, tempat menari
dipersiapkan dan dalam tari itu disusun sedemikian rupa, walaupun
hasilnya terkesan sederhana dan tidak rumit. Biasanya penyelenggaraan
tari untuk tujuan upacara adat, upacara agama atau untuk tujuan ikatan
kebersamaan warga, maka tempat pementasan tari biasanya sesuai dengan
tujuan upacara tersebut. Hal tersebut sangat berbeda dengan tari klasik dan
jenis tari untuk tujuan pertunjukan. Dalam tari klasik pola gerak, desain
lantai, desain atas, tata rias, busana, musik, perlengkapan, pementasan
bahkan tema tarinyapun, disusun berdasarkan pola-pola koreografi yang
lebih artistik, sehingga hasilnya terkesan rumit, taat kepada aturan-aturan
yang harus dipatuhi yang terkait dengan aturan-aturan yang berlaku dalam
tatanan kehidupan orang istana. Sedangkan tari untuk untuk seni
pertunjukan yang merupakan ungkapan individual yang biasanya dalam
proses penciptaannya, lebih banyak memiliki kebebasan dalam
mengekplorasi semua unsur tari, sehingga memungkinkan pada
pencapaian kualitas artistik maupun estetis dari aspek unsur-unsur tari itu
sangat maksimal. Menurut La Mery (1965: 17-108), unsur-unsur komposisi
tari, sebagai berikut:
1. Desain lantai atau floor design adalah garis-garis di lantai yang dilalui
oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari
kelompok. Garis-garis lantai dibentuk dari garis lurus dan garis lengkung.
Garis lurus dapat menghasilkan bentuk garis diagonal, segitiga, sig-sag, V
atau V terbalik, T atau T terbalik, dan garis lengkung dapat menghasilkan
bentuk lingkaran, lengkung setengah lingkaran, spiral, angka delapan dan
sebagainya
179
2. Desain atas atau air desaign
Adalah desain yang dibuat oleh anggota badan, berada di atas lantai.
Desain ini dilihat dari arah penonton. Menurut La Mery (1965: 22-39) ada
bermacam-macam yaitu desain: datar, dalam, vertikal, horisontal, kontras,
murni, statis, lurus, lengkung, bersudut, spiral, tinggi, medium, rendah,
terlukis, lanjutan, tertunda, simetris, dan asimetris.
3. Desain musik
Desain musik adalah pola ritmik dalam sebuah tari. Pola ritmik di
dalam tari timbul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi,
gerakan tari yang sesuai dengan harmoni dan gerakan tari yang
sesuai dengan frase musik.
1. Desain dramatik
Desain dramatik adalah tahap-tahap emosional untuk mencapai
klimaks dalam sebuah tari. Tahap –tahap emosional ini perlu ada dalam
sebuah tari agar tarian itu menjadi manarik dan tidak terkesan monoton.
Melalui tahapan ini penonton akan dapat merasakan perbedaan tari bagian
awal, kemudian semakin naik mencapai suatu puncak yang paling menarik,
yang disebut dengan klimaks, berikutnya penonton merasakan mulai ada
penurusan menuju akhir dari sebuah tarian. Kilmaks merupakan puncak
kekuatan emosional dalam sebuah tari dapat dicapai dengan cara
mempercepat tempo, memperluas jangkauan gerak, menambah jumlah
penari, menanbah dimankika gerak atau justru berhenti sama sekali atau
dengan cara-cara lain yang intinya berbeda dan khas dari bagian tari
sebelumnya dan sesudahnya. Dua jenis desain dalam tari adalah desain
kerucut ganda dan desain kerucut tunggal.
2. Dinamika
Dinamika adalah segala perubahan di dalam tari karena adanya
variasi-variasi di dalam tari tersebut . Dinamika di dalam tari memberikan
kesan bahwa tarian itu menarik, tidak membosankan dan tidak monoton.
Dinamika di dalam tari dapat dicapai karena adanya variasi-variasi dalam
penggunaan tenaga dalam gerak, tempo, tinggi rendah (level), pergantian
posisi penari serta perubahan suasana.
3. Tema
Tema adalah ide persoalan dalam tari. Sumber tema tari dapat dari
imajinasi manusia, harapan dan kehendak manusia, benda-benda disekitar
kita, peristiwa-peristiwa yang pernah atau sedang terjadi, kegiatan kerja,
perilaku binatang, cerita rakyat, cerita kepahlawanan, legenda, dan
sebagainya
4. Tata rias, tata rambut dan tata busana tari
Adalah rias wajah, tata rambut (hairdo) dan busana yang dirancang
dan dipakai khusus oleh penari untuk keperluan pementasan tari. Rias
wajah untuk keperluan pementasan tari dikenal tiga jenis, yaitu: (a) rias
wajah korektif, yaitu rias wajah untuk tujuan memperbaiki bagian-bagian
wajah yang kurang sempurna, (b) rias wajah karakter, yaitu rias untuk tujuan
menggambarkan dan memperjelas karakter tokoh atau karakter tari, dan (c)
rias wajah fantasi, yaitu rias wajah untuk tujuan mewujudkan angan-angan
180
atau imajinasi, misalnya untuk mewujudkan sosok putri bunga, rias wakah
dibuat menyerupai bentuk bunga.
Tata rambut untuk keperluan pementasan tari juga bermacammacam.
Dalam tari tradisional, model tata rambut sesuai dengan adat dan
gaya tata rambut daerah masing-masing, sedangkan tata rambut untuk tari
non trasional biasanya disesuaian dengan konsep tari.
Tata busana untuk keperluan pementasan tari biasanya dirancang
khusus sesuai dengan tema tarinya. Alternatif bahan untuk pembuatan
busana tari bermacam-macam, dapat terbuat dari kain, kertas, plastik,
daun atau apa saja yang ada disekitar kita yang dapat dimanfatkan untuk
bahan busana tari. Dalam tari tradisional pada umumnya desain busana tari
tidak jauh berbeda dengan busana adat setempat. Fungsi busana dalam tari
tradional (klasik bukan hanya untuk keindahan, untuk penutup tubuh, namun
juga untuk memperjelas karakter tokoh dan karakter tari yang sedang
diperankan oleh penari.
5. Tata Pentas
Adalah penataan pentas untuk mendukung pergelaran tari, tata
pentas bukan hanya untuk kepentingan pencapaian efek artistik namun
juga berfungsi untuk membantu penciptaan suasana yang terkait dengan
konsep tari. Di atas pentas biasanya dilengkapi dengan seperangkat bendabenda
dan alat yang berhubungan dengan tari, yang disebut dengan setting.
Pentas yang dipahami dalam pengertian tempat menari dikenal
dengan istilah panggung yang meiliki 2 jenis, yaitu jenis panggung tertutup
dan terbuka. Jenis panggung tertutup disebut dengan prosscenium, cirinya
para penari atau pemain hanya dapat dilihat dari satu arah pandang.
Panggung tertutup berada dalam suatu ruangan yang disebut dengan
auditorium. Panggung terbuka adalah panggung yang berada di tempat
terbuka dan tidak beratap. Bentuknya bermacam-macam, yaitu berbentuk
arena, pendhopo, di halaman Pura, di halaman rumah atau dilapangan.
Ciri panggung terbuka adalah pemain atau penati dapat dilihat dari berbagai
arah pandang.
6. Tata Lampu
Tata lampu adalah seperangkat penataan lampu untuk keperluan
pementasan tari yang fungsinya untuk penerangan, penciptaan suasan atau
untuk memperjelas peristiwa pada suatu adegan. Sumber cahaya untuk
keperluan pementasan tari bermacam-macam, diantaranya berasal dari
obor, lilin dan listrik. Dengan teknologi komputer tata lampu dapat diprogram
dalam hal gelap terang, warna maupun komposisi cahaya sesuai dengan
kebutuhan konsep tari.
7. Tata Suara
Adalah seperangkat alat sumber bunyi untuk tujuan pengaturan musik
untuk iringan tari. Tata suara ini menjadi bagian dari unsur komposisi tari
bila tarian menggunakan musik iringan tari dengan media rekaman, sehingga
tata suara memerlukan pengaturan khusus dari pemutar suara, misalnya dari
alat tape recorder, CD player, MP 3, Synthesizer dan alat pemutar suara
181
lainnya. Namun bila musik iringan tari menggunakan alat musik yang
langusng dimainkan, pengaturan tata suara menjadi tidak begitu penting.

7 komentar: